Terhitung hampir 2 tahun sudah  Pandemic Coronavirus Disease of 2019 atau yang lebih kita kenal dengan Covid-19. Virus yang melanda hampir seluruh dunia yang menjadi kendala bagi umat manusia, hal ini memberikan perubahan besar bagi seluruh kehidupan masyarakat dunia. Dampak yang dialami terasa sampai seluruh aspek di kehidupan, terlebih di bidang ekonomi, namun disamping itu dampak yang sangat dirasakan dari adanya pandemi corona ini adalah bidang pendidikan. Dampak di bidang pendidikan seperti pemerintah terpaksa membuat kebijakan untuk menutup sekolah dan mengalihkan seluruh kegiatan pembelajaran luring (luar jaringan) menjadi pembelajaran daring (dalam jaringan).
Kegiatan yang dilaksanakan melalui media elektronik segala bentuk tugas dan materi pembejalaran yang dimuat dalam media sosial (elektronik). Mungkin ini tidak masalah bagi sekolah yang berada di sekitar daerah dengan taraf ekonomi yang tinggi seperti perkotaan, namun berbeda hal apabila sistem pembelajaran daring ini diterapkan di sekolah-sekolah yang memang berada di daerah pedesaan. Dampak ini bukan hanya dirasakan langsung oleh siswa, tetapi juga dirasakan langsung oleh guru dan tenaga pendidik lainya,
"Kendala yang dialami oleh guru dalam situasi seperti ini adalah kesulitan dalam menjangkau siswa melalui media online seperti telephone genggam, atau smartphone.karena biasanya siswa-siswi sekolah dasar di daerah pedesaan seperti SDN CIKONDANG 1 ini kebanyakan siswa tidak memiliki smartphone untuk mengakses tugas yang diberikan oleh guru, kami jadi sulit untuk mengontrol kegiatan anak-anak belajar dirumah" tutur ibu engkom (guru SDN CIKONDANG 1)
Kesulitan tersebut membuat guru harus memiliki naluri dan perhatian lebih, apalagi memang kondisi dan situasi ini yang memaksa guru untuk bisa memutar akal bagaimana menjangkau anak-anak ditengah situasi dan kondisi yang terbatas. Pada kasus seperti ini faktor lingkungan sekitar dan juga faktor demografi di lingkungan sekolah tersebut yang sangat menentukan bagaimana proses dan penerapan pembelajaran daring berlangsung. Oleh karenanya, peran guru sangatlah extra di saat pandemi ini, ibu egkom juga menuturkan "dalam situasi dan kondisi seperti ini ada peran orangtua yang harus menjadi partner guru dalam membimbing dan menemani anak belajar dari rumah, orang tua harus bisa menjadi guru utama dirumah ditengah situasi pandemi ini, jadi guru dan orang tua harus menjalin komunikasi yang sangat baik agar pembelajaran di situasi pandemi ini tersampaikan dengan baik, yang harus dilakukan oleh orantua seperti membantu anak dalam mengerjakan tugas, berkordinasi dengan guru terkait pembelajaran sehari-hari dan juga harus mengawasi anak apabila berkenaan dengan tugas sekolah yang pasti sebagian besar berhubugan dengan media elektronik seperti gadget atau smartphone."
Kendala lain yang kerap dikeluhkan oleh guru khususnya di sekolah yang berada di daerah yang kurang produktif adalah keluhan mengenai kuota atau paket internet yang sering menjadi alasan orangtua dalam pembelajaran daring ini. sekali lagi, guru yang sudah mengajar selama hampir 20 tahun itu menuturkan pendapatnya mengenai kebijakan pemerinah pusat dan daerah tentang peraturan pembelajaran daring yang harus disesuaikan dengan lingkungan dan kondisi masyarakat di daerah sekitar sekolah tersebut.
Namun terlepas dari itu semua memang situasi pandemic coronavirus disease of 19 atau covid-19 ini memaksa semua aspek dalam keadaan yang serba terbatas, tentu ini adalah sebuah tantangan bagi kehidupan di masyarakat.
Yogi andreansyah adalah mahasiswi UPI yang mengikuti kegiatan KKN di bidang pendidikan di SD yaitu SDN Cikondang 1. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pendampingan guru, pendampingan belajar siswa serta pendampingan orang tua. Berlangsungnya kegiatan KKN tematik ini dirasa sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi pihak sekolah yang dituju. Pihak sekolah merasa terbantu dengan adanya penugasan mahasiswa di SDN Cikondang 1 ini.Â
Mahasiswa membantu guru dalam membuat RPP sebelum pembelajaran di kelas daring itu berlangsung. Sebelum diberlakukannya PPKM darurat seperti sekarang ini biasanya para guru SDN Cikondang 1 melakukan kegiatan home visit dengan mengumpulkan siswa. Tetapi hal tersebut tidak diberlakukan kembali pada tahun ajaran sekarang yang bertepatan dengan PPKM dan kondisi daerah yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan home visit.Â
Dan mereka (para guru) memutuskan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar itu melalui aplikasi WhatsApp (WAG) karena tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran dengan zoom meeting. Tidak hanya membantu guru dalam membuat RPP, mahasiswa juga membantu guru untuk menyediakan media-media pembelajaran untuk siswanya. Karena sebagian guru belum menguasai teknologi yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dalam situasi pandemi yang semakin menyebar ini, mari kita menjaga kesehatan kita bersama, mematuhi peraturan yang berlaku salah satunya mengenai protokol kesehatan yang ketat, tidak bepergian terlebih dahulu apalagi ketika PPKM diberlakukan.