Tiba waktunya
Sekolah pun akhirnya mengadakan acara kelulusan, Semua tampak bahagia terkecuali Wira yang masih belum mengetahui kabar dan berita tentang Anwar, Bahkan sekolahpun seolah melupakannya.
Wira berubah total, ia benar-benar menjadi pendiam seperti No-life. Bahkan beberapa nilai mata pelajarannya turun. Selama 2 tahun ia kehilangan The mood booster of life nya. Ia tampak begitu menjauhi kerumanan orang.
“Selamat ya atas kelulusannya” Kata Maya kepada Wira
“Iya. Selamat juga ya” Kata Wira dengan senyum terpaksa
“Kamu masih belum ada kabar tentang Anwar?” Tanya Wira kepada Nita
Nita hanya menggeleng kepala.
Tak lama gengnya mengajak untuk berfoto. Sorak soray dimana-mana ketika semuanya melepas balon kelulusan. Ada yang haru, ada yang tertawa karena tidak akan ada lagi tugas, ada yang bingung, pokoknya campur aduk.
Setelah beberapa hari dari kelulusan. Wira tersentak kaget ketika ibunya berbincang dengan seorang yang berpakaian Setelan Jas Hitam. Ternyata orang itu adalah pengacara Ayah Anwar. Pengacara itu mengajak Wira menemui Anwar, Wira terlihat sangat girang dan senang. Ia begitu tampak semangat, Akan tetapi ia benar-benar tersentak kaget ketika mengetahui bahwa ia di ajak ke sebuah makam.
“Kenapa bapak membawa saya kesini?” Tanya Wira
“ikut lah terlebih dulu” jawab Pengacara
“Ini rumah Anwar yang sekarang” pengacara, menujuk ke batu nisan itu.