Permasalahan sampah merupakan isu yang terus menjadi perhatian di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Salah satu lokasi yang menjadi pusat perhatian dalam pengelolaan sampah di wilayah ini adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican. Meski TPA ini menjadi tempat utama pengelolaan sampah di Ponorogo, berbagai permasalahan mengemuka yang membutuhkan solusi segera.
TPA Mrican berlokasi di Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, dan merupakan tempat utama pembuangan sampah dari seluruh wilayah Ponorogo. Dalam sehari, TPA ini menerima ratusan ton sampah dari rumah tangga, pasar, serta sektor komersial lainnya. Sayangnya, kapasitas TPA semakin terbatas, sementara volume sampah terus meningkat. Sistem pengelolaan yang masih menggunakan metode pembuangan terbuka juga menimbulkan berbagai dampak lingkungan dan kesehatan.
Permasalahan Utama
1. Kapasitas TPA yang Hampir Penuh
TPA Mrican sudah beroperasi selama bertahun-tahun, dan saat ini mengalami overload. Penumpukan sampah yang tidak terkendali  menyebabkan kawasan sekitar TPA penuh dengan limbah yang tidak terolah.
2. Dampak Lingkungan
Penanganan sampah yang kurang optimal di TPA ini berpotensi mencemari lingkungan, termasuk tanah dan air tanah di sekitarnya. Cairan lindi (leachate) yang dihasilkan dari tumpukan sampah dapat merembes ke dalam tanah, mencemari sumber air yang digunakan masyarakat.
3. Kesadaran Masyarakat yang Rendah
Salah satu penyebab tingginya volume sampah adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah rumah tangga. Kebiasaan membuang sampah sembarangan dan tidak memilah sampah masih banyak dijumpai. Kebanyakan sampah yang masuk ke TPA Mrican tidak melalui proses pemilahan terlebih dahulu. Padahal, banyak material yang masih bisa didaur ulang atau dimanfaatkan, seperti plastik dan organik.
Solusi yang Bisa Diterapkan
1. Optimalisasi Pengelolaan Sampah
Pemerintah daerah bisa mulai mengembangkan sistem pengelolaan sampah berbasis teknologi modern, seperti sanitary landfill, yaitu sistem yang dilakukan dengan cara sampah dibuang dan ditumpuk di lokasi yang cekung, kemudian dipadatkan dan ditimbun di dalam tanah.
2. Edukasi dan Kampanye Kesadaran Masyarakat
Masyarakat perlu diberikan edukasi tentang pentingnya pemilahan sampah dari rumah dan dampak buruk sampah bagi lingkungan. Kampanye dan edukasi tentang pentingnya memilah sampah harus dilakukan secara masif. Hal ini bisa dilakukan melalui sekolah, komunitas, hingga media sosial.
3. Optimalisasi Program Daur Ulang
Pemerintah dan swasta bisa bekerja sama untuk menyediakan fasilitas daur ulang dan pengolahan sampah yang dapat memproses sampah plastik, organik, dan material lainnya.
Masalah sampah di TPA Mrican, Ponorogo, merupakan isu yang mendesak dan memerlukan perhatian serius dari pemerintah, masyarakat, serta sektor swasta. Dengan langkah-langkah yang tepat, seperti optimalisasi pengelolaan sampah serta edukasi masyarakat, tantangan ini dapat diatasi. Kerja sama antara berbagai pihak akan menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan di Ponorogo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H