Mohon tunggu...
Yoga Utami
Yoga Utami Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

menyemai ilmu di ladang kita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aplikasi Mencari Tempat Parkir Bertanda Disabilitas di Negeri Hobbit

10 April 2018   20:55 Diperbarui: 10 April 2018   20:55 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Minggu lalu kami sekeluarga mengisi waktu luang dengan mengunjungi perhelatan bertajuk International Cultural Festival. Masyarakat di kota Auckland memang terbilang majemuk. Ada Maori, penduduk asli. 

Dan para pendatang yang telah lama berdiam di sini, seperti dari negara-negara Eropa juga belahan benua lain seperti Asia, Amerika, Afrika dan tidak lupa dari kepulauan tetangga. Jadi, bisa dibayangkan beragam stand pameran juga pertunjukan di pentas. Stand berisikan makanan biasanya mendominasi. 

Suatu acara yang menarik perhatian banyak orang. Tertulis di beberapa situs yang mempromosikan acara ini bahwa tidak ada tiket masuk berbayar alias gratis. Dan terbuka untuk segala usia dan kalangan. 

Suami yang baru pulang kerja petang itu lantas mengajak saya dan puteri kami keluar menjenguk seperti apa suasana di sana. Sudah terbayang pasti susah mencari tempat parkir. Jadi, simpulan sementara, jika tidak temukan tempat parkir, kembali pulang. 

Dugaan benar seratus persen. Ruas jalanan umum yang menjadi tempat parkir hampir tak menyisakan ruang ketika kami tiba. Suami memutar jalan, mencari kemungkinan ada tempat dengan jarak terdekat ke pintu masuk. 

Saya yakin sekali pasti ada tempat untuk kami, penyandang disabilitas. Tapi suami saat itu barangkali masih berkonsentrasi mencari jalan, tidak menanggapi ceplosan saya. 

Sampai akhirnya kami temukan pintu masuk alternatif di arah samping lokasi acara. Ada dua penjaga di sana. Saya bertanya apakah kami bisa parkir di sana karena saya dan suami memiliki kesulitan berjalan. Petugas wanita itu ramah menjawab, "Jika ada kartu Mobility Parking, sila parkir di sini." 

Saya bisa temukan sejumlah tanda parkir khusus penyandang disabilitas terpasang termasuk tulisan sebagai pengumuman. Ada pasangan lansia yang ditemani anggota keluarga keluar perlahan dari kendaraan mereka. Acara ini memang untuk semua kalangan, mulai dari bayi yang digendong atau di kereta dorong, kaum lansia, orang-orang dengan warna kulit yang berbeda, pakaian khas yang beraneka hingga termasuk seperti saya yang memiliki keterbatasan fisik.

Saya terlupa tentang informasi yang baru kami terima beberapa hari sebelumnya. Informasi melalui surat datang dari pihak yang mengeluarkan tanda parkir khusus penyandang disabilitas. Informasi tersebut memberitahukan aplikasi yang bisa diunduh dengan fasilitas Apple Store atau Google Play. Aplikasi tersebut bernama Access Aware.

Pengguna Access Aware bisa menemukan tempat parkir khusus penyandang disabilitas. Aplikasi menjangkau sejumlah wilayah di Selandia Baru. Uji coba dilakukan di wilayah Wellington dan Christchurch, selanjutnya tersebar di segala penjuru Selandia Baru. 

Dengan aplikasi ini, pengguna juga bisa melaporkan jika ada yang parkir seenaknya di tempat parkir penyandang disabilitas, misalnya tanpa ada kartu parkir yang wajib dipasang tergantung di kaca depan di dalam mobil atau di taruh di atas dashboard sehingga terlihat dari luar. 

Dan fasilitas aplikasi juga tidak berbayar. 

Andai saja saya tidak terlupa mengunduh Access Aware, tentu kami tidak usah bingung berputar-putar mencari tempat parkir. 

Mohon dimaklumi, lupa adalah bagian dari penyakit saya, multiple sclerosis :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun