Gunung Lawu masih menjulang tinggi di barat
Dia selalu muncul menentang awan
Meskipun terkadang kabut menutupinya
Namun mentari selalu sigap menggertak dari atas cakrawala
Dan warna langit pun berubah menjadi biru cerah
Kita terduduk di atas genting
Menyaksikan pemandangan yang biasa itu
Lalu sedikit menutup mata untuk membuka pandangan kelana
Seolah kita sedang menjadi bagian dari peristiwa alam itu
Yang bagi orang adalah biasa
Mungkin ada pertanyaan dalam benak kita
Kenapa kita melihat sebuah peristiwa biasa seolah luar biasa ?
Setiap titik di mata kita adalah keajaiban
Mereka datang tidak sendiri, melainkan tercipta
Siapa yang mau mengabaikannya ?.
Mata kita telah terbuka, hati kita terbuka, dan pikiran kita juga terbuka
Angin lembut pun menyapu helai rambut kita
Lalu tubuh kita sedikit terayun mengikuti arah hembusan angin itu
Nuansa hangat menyelimuti tubuh tersorot cahaya sang Surya
Gunung Lawu tetap perkasa
Dia memang besar, namun tetap diam
Begitulah jalan takdirnya
Entah sudah berapa juta tahun sang gunung melihat lingkungan sekitarnya telah berubah
Namun dia tetap bersabar sambil menimbun magma jauh di dalam perutnya
Sedikit kita mencoba berdiri secara perlahan di atas genteng ini
Lalu kita memandang jauh ke depan
Ada kumpulan gunung-gunung kecil di selatan Gunung Lawu induk
Sambil memejamkan mata, kita menyadari inilah nikmat yang luar biasa
Walaupun banyak orang memandangnya biasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H