5. KemandirianÂ
Saat mengambil S2 maka jumlah teman sekelas semakin sedikit. Saat S1 teman sekelas penulis berjumlah 33 orang, namun ketika S2 teman sekelas penulis hanya 12 orang.Â
Hal ini tidak mutlak, karena ada teman penulis yang justru jumlah teman sekelas S2-nya lebih banyak dibandingkan jumlah teman sekelas mereka saat S1. Biasanya masing-masing teman sekelas saat S2 memiliki karakter yang berbeda karena perbedaan usia maupun lingkungan.Â
Teman-teman mungkin akan menemukan teman sekelas yang usianya lebih tua 20 tahun dari usia teman-teman. Terkadang ada kesungkanan tertentu ketika mengerjakan tugas kelompok, karena ada teman sekelompok yang sibuk bekerja.Â
Oleh sebab itu bagi teman-teman yang dulu saat S1 hanya nitip nama saat mengumpulkan makalah, hal ini tidak berlaku lagi ketika S2, jadi teman-teman harus ikut mengerjakan makalah dengan menyesuaikan kesibukan teman sekelompok yang sudah bekerja. Selain itu, kemandirian dalam mencari penelitian diperlukan.Â
Misalkan ketika S1 dulu biasanya teman-teman mencari buku bersama-sama di perpustakaan, maka ketika S2 teman-teman harus belajar mandiri untuk mencari buku sendiri di perpustakaan. Penulis pikir ini tidak sulit bagi teman-teman karena sudah dilatih selama skripsi.
6. Akrab dengan Dosen
Bagi teman-teman yang introvert mengakrabkan diri dengan dosen mungkin hal yang sulit, karena bagaimanapun dosen adalah sosok yang harus kita hormati. Sebenarnya kita tinggal memikirkan batasan keakraban tersebut.Â
Biasanya dosen cukup dekat dengan mahasiswa S2, karena mahasiswa S2 dianggap sudah dewasa secara perilaku dan pemikiran. Apabila teman-teman akrab dengan dosen, kemungkinan besar teman-teman akan diikutsertakan dalam proyek-proyek penelitian mereka.Â
Tapi jangan lupa, bukan hanya sekadar keakraban saja, sikap kedisiplinan dan kerja keras juga diperlukan agar dapat diikutsertakan dalam proyek-proyek penelitian. Penulis sendiri belun pernah mengikuti proyek dosen, melainkan hanya sekadar menceritakan pengalaman seorang teman.
7. Tahan Hujatan dan SindiranÂ