Mohon tunggu...
I Putu Yoga Purandina
I Putu Yoga Purandina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Jurusan Dharma Acarya STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Aktif dalam penelitian bidang pendidikan dan pengajaran bahasa terutama bahasa Inggris untuk Anak, Pendidikan berbasis Cerita Anak, Pendidikan Karakter, Kesantunan Bertutur Kata, Literasi Digital untuk Anak, Serta aktif membahas isu aktual baik sosial dan budaya. www.purandinacollege.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kartini Masa Kini: Antara Karir dan Keluarga

21 April 2022   10:15 Diperbarui: 21 April 2022   10:31 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menjadi sosok perempuan yang cerdas, berpendidikan tinggi, bebas, kreatif, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Itulah yang kita harapkan dan temukan sekarang ini pada setiap perempuan Indonesia. Namun di satu sisi, kodrat perempuan sebagai Ibu dari anak-anaknya, istri dari para suami tidak dapat kita kesampingkan begitu saja. 

Peran perempuan sebagai ibu tidaklah dapat tergantikan begitu saja. keluarga masih membutuhkan tangan-tangan dan cinta kasih seorang Ibu.

Hal ini tidak akan dapat tergantikan oleh laki-laki sekalipun, walaupun diberbagai kondisi, laki-laki bahkan harus menjadi seorang bapak rumah tangga. Ini menunjukkan semakin banyak perempuan yang telah mendapatkan haknya untuk bekerja dan berkarir di berbagai bidang. 

Tentu ini akan menjadi sulit juga, menjadi sebuah dilemma tersendiri di masyarakat ketika anak tidak mendapatkan sentuhan seorang Ibu. Waktu bersama Ibu mereka seakan hilang begitu saja hanya karena sebuah karir.

Di sinilah kebimbangan seorang perempuan diuji, antara karir dan keluarga. Banyak juga akhirnya perempuan mengalah, menyudahi karir dan impian besar mereka menjadi perempuan karir dan mempertahankan idialisme serta mengaplikasikan ilmu mereka.  

Dilema memang, sungguh sangat disayangkan hal ini terjadi, mengingat potensi perempuan-perempuan kita sangatlah luar biasa. Tidak kalah dengan kaum laki-laki, bahkan dalam suatu kesempatan perempuan malah lebih dapat berbicara lebih banyak dan lebih berprestasi.

Maka dari itu sebagai seorang perempuan nyatanya memang harus lebih banyak mengambil beban pekerjaan. Selain tetap menjalankan perannya sebagai Ibu, mereka juga harus berjuang demi karis dan idialismenya sebagai makluk terdidik dan memiliki sebuah mimpi. 

Tidak ada hal lain selain harus menjadi lebih kuat dan selalu semakin kuat. Menjadi perempuan kuat adalah jawaban dari semua kebimbangan ini. Lebih kuat dari segi jiwa dan fisik. Mental yang kuat diimbangi dengan fisik yang sehat. Kecerdasan dan kreatifitas perempuan masa kini juga menjadi sebuah solusi. 

Perempuan haruslah mampu mengelola waktunya, memikirkan cara yang terbaik bagaimana membagi waktu serta cara memberikan kasih sayangnya kepada keluarga. Tentu keluarga masih menjadi prioritas, namun karir atau pekerjaan juga menjadi mimpi yang harus tetap dikejar.

Inilah sejatinya perjuangan perempuan masa kini, antara karir dan pekerjaan. Bagaimana caranya agar kedua hal pokoknya ini dapat berjalan beriringan. Nyatanya perjuangan perempuan tidaklah berakhir pada saat Ibu Kartini, pahlawan nasional kita berjuang ketika itu, melainkan tetap berlnjut hingga kini, seiring dengan tantangan zaman yang selalu berkembang. 

Disamping itu perlu pemahaman dan dukungan dari kaum laki-laki, agar para perempuan selalu tetap dihormati dan dilindungi. Bukan dalam artian dilindungi terus dikekang segala haknya, melainkan dihormati dan dilindungi dengan memberikan hak-hak kesetaraannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun