Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kenapa Tiket Pesawat ke Luar Negeri Lebih Murah?

15 Januari 2019   11:24 Diperbarui: 15 Januari 2019   17:36 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media diramaikan dengan issue tiket pesawat yang naik gila-gilaan. Apalagi tahun 2019 apa-apa dikaitkan dengan isu politik. Duit cepek dibuat lodeh. Capek deh.

Pendapat jika tiket ke luar negeri lebih murah daripada rute domestik ada benarnya. Tapi juga ada biasnya.

Bias karena yang murah biasanya hanya Kuala Lumpur (KL) atau Singapura. Sedangkan yang dibandingkan biasanya rute-rute domestik padat wisatawan seperti Bali, Lombok, atau daerah Indonesia Timur.

Btw, kenapa sih tiket Jakarta - Singapura/KL biasanya lebih murah dibandingkan Jakarta- Bali/Lombok? Sebenarnya nggak selamanya lebih murah. Kebetulan aja banyak airline yang promo (terutama si Merah). Tapi setidaknya ada beberapa alasan kenapa rute itu sering banget banting harga.

#1 Harga Avtur Lebih Murah

Ini bocoran waktu saya masih belajar di salah satu airline di Malaysia. Harga avtur lebih murah di sana. Karena itulah banyak pesawat yang di-setting untuk punya rute gabungan domestik dan internasional.

Ada banyak Istilah. Yang sering dipakai adalah Double U.

Misal ada satu pesawat start Jakarta. Dia akan ke KL dulu. Di sana ngisi full tank, lalu balik ke Jakarta. Dari Jakarta baru ambil rute domestik ke Jogja. Dari Jogja diarahin lagi ke KL (ngisi avtur lagi). Balik ke Jogja. Terus malem balik ke Jakarta.

Lebih murahnya di harga berapa? Oh tidak semudah itu, Ferguso. Itu rahasia perusahaan hehe.

Kenapa avtur di Indo lebih mahal? Mungkin pejabat-pejabat di Pertamina lebih kompeten untuk menjawab.

#2 Persaingan Ketat

Rute-rute ke Singapura dan Kuala Lumpur adalah jalur gemuk dengan banyak pemain. Jarak tempuh gak terlalu jauh, dan juga permintaan tinggi.

Ibarat kolam pancing, isinya cuma sekelas ikan lele tapi buanyaakkk. Banyak supply otomatis hukum permintaan berlaku. Daripada terbang dengan pesawat kosong, para airlines sering menjual dengan tiket murah. Karena airlines bukan angkot yang bisa ngetem nunggu penumpang penuh (ya kali pramugari jadi kernet).

Apalagi low cost carrier mencari pendapatan bukan hanya dari tiket. Masih ada bagasi, makanan, dan berbagai servis yang bisa dijual.

Prinsipnya: pesawat kosong nyaring bunyinya. Daripada kosong, yang penting harus ada penumpangnya! Berapa pun harga tiketnya.

#3 Hub-spoke/Feeder Strategy

Banyak airlines yang menempatkan KL/Singapore sebagai hub transit. Tempat berkumpulnya penumpang untuk diangkut ke rute yang lebih jauh. Karena itulah penumpang harus transit di bandara itu.

Dan anehnya, mereka terkadang rela mengorbankan harga rute pendek, untuk membuat orang tertarik terbang ke rute yang lebih jauh.

Misal KLM, full service carrier dari Belanda. Harga Jakarta-KL mereka terkadang mirip-mirip dengan harga promo AirAsia. Mereka rela men-dumping harga CGK-KUL karena pendapatan terbesar didapatkan dari rute KL ke Eropa.

#4 Tarif Batas Bawah

Penyakit utama "mahalnya" tiket domestik kita.

Adanya tarif batas bawah yang membuat airlines tidak boleh memberikan harga promo di bawah harga itu. Mulai berlaku sekitar tahun 2014. Tujuan utamanya mulia: untuk menciptakan iklim persaingan yang sehat dan tidak ada perang harga antarmaskapai.

Tapi kebijakan ini "merugikan konsumen" karena mereka takkan pernah menikmati promo super gila seperti "kursi gratis". Logikanya sih, klo keluar negeri aja airlines boleh promo edan-edanan, kenapa rute domestik gak boleh?

#5 Infrastructure yang LCC friendly

Salah satu alasan si Merah bisa merajai penerbangan internasional di ASEAN adalah dukungan infastruktur yang ramah kepada LCC (low cost carrier).

Tarif airport tax KLIA2 misalnya, hanya 35 RM atau 100rb-an. Berbeda dengan Soetta yang ada di angka 230rb. Kenapa koq lebih murah?

Karena otoritas bandara Malaysia tahu jika LCC gak butuh bandara yang mewah. Yang penting mendukung operasional airlines dan tidak memberatkan wisatawan.

Bandara bagi LCC ga perlu punya lounge dari marmer. Yang penting bisa untuk transit dengan murmer. Murah meriah hehehe.

__________________________________

Begitulah bosku, beberapa alasan kenapa penerbangan keluar negeri bisa lebih murah daripada kedalam negeri. Seperti pepetah: hujan emas di negeri orang, hujan deras di negeri sendiri. Banjir bro. Hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun