Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Apa yang Terjadi Jika Kita Menguasai Data Orang di Facebook?

7 April 2018   08:44 Diperbarui: 7 April 2018   10:15 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dunia dihebohkan dengan kebocoran data facebook. Ga tanggung-tanggung man, 87 juta data bocor dan digunakan untuk kepentingan orang ketiga. Eh, emangnya siapa yang selingkuh?

Bocor ban bisa ditambal, bocor genteng bisa dipakein No Drop, bocor kepala bisa berdarah (jelas lah..).

Lha ini yang bocor adalah data pengguna facebook yang notabene-nya sangat mementingkan privasi. Pasar modal langsung merespons dengan penurunan saham yang membuat kekayaan kawan lama saya, Mark Zuckerberg, berkurang 4,9 miliar dollar[1].

Kawan lama maksudnya: kalo saya ketemu Mark Zuckerberg, dia akan berpikir lamaaaaaaaaa banget mencoba mencari saya di ingatan kawan-kawannya. Karena capek, akhirnya dia sadar kalo kita memang belum pernah bertemu hehehe.

Saya tidak akan menyinggung kasus Cambridge Analytica. Silahkan baca di forum-forum BB21+. Cerita singkat yang saya tahu: ada aplikasi yang tujuan awalnya untuk riset prilaku digital. Aplikasi ini justru bisa mengakses data teman dari orang yang menjadi responden. Data ini dipakai untuk kampanye capres.

Yang lebih ingin saya tulis adalah, se-powerfull apa sih facebook? Apa yang terjadi jika kita curhat, pamer foto, dan bikin status alay di facebook? Dan seperti judul artikel ga penting tapi enak dibaca ini: apa yang bisa kita lakukan jika menguasai data di facebook?

Facebook is not social media, it's social advertisement

Harus diakui, facebook adalah salah satu sosial media paling populer di planet ini. Tercatat memiliki 2,13 miliar pengguna aktif. Ada 300 juta foto baru yang di upload setiap hari, dan setiap detik, ada 5 akun baru mendaftar[2].

Dulu waktu awal-awal kemunculan facebook tahun 2007, saya masih belum mengerti dari mana mereka dapat uang. Saya pikir facebook adalah social media yang memberikan jasa gratisan dan tidak menghasilkan keuntungan.

Sekarang kantor saya membayar jutaan dollar untuk beriklan di facebook. Salah satu kerjaan saya adalah bikin iklan di facebook. Sampai banyak orang yang dibayar hanya untuk fesbukan sambil nyambi jadi admin page/brand tertentu.

Emang sesakti itukah facebook?

Jujur saja, iya. Facebook adalah salah satu media iklan terbaik. Sangat efektif dan efisien untuk berjualan dengan return of marketing investment yang cucok meong endang mbambang.

Kenapa facebook bisa menjadi media iklan yang sangat efektif?

Karena mereka memiliki data personal user-nya.

Ya data-data kita ini. Yang kita isi-isi sendiri lewat status, foto, click, like, comment, atau interaksi digital lainnya.

Facebook tahu mood kita, kadar ke-alay-an kita, hobi kita, lokasi kita, apa yang kita sukai, karakteristik teman-teman kita, sampai konten-konten yang sering kita konsumsi (biasakan clear history browser ya guys!). Pokoknya semua aktivitas kita akan di simpan oleh facebook untuk di formulasi dan pada akhirnya di monetisasi kepada pengiklan.

Tujuan facebook sangat mulia: bagaimana mengirimkan pesan (iklan) yang tepat kepada orang yang tepat (calon pembeli).

Karena itulah yang doyan buka situs e-commerce akan ngelihat iklan2 e-commerce, atau yang suka traveling akan sering melihat promo maskapai (btw AirAsia ke Jepang pp Cuma 1,6 juta!). Algoritma facebook akan tahu jika kita adalah lelaki, maka probabilitas melihat iklan pembalut adalah 0,0001%.

Kabar baiknya, apapun jenis bisnisnya, kita bisa menggunakan facebook untuk berjualan.

Misalnya Anda berbisnis "rendang crispy". Udah ga zamannya lagi bawa rendang di jok sepeda motor, lalu muter-muter keliling kota sambil teriak-teriak "Rendang Crispyyy... Selalu di hatiiiii". Itu marketing jaman old, yu now.

Cukup duduk manis didepan laptop, lalu buat business account di facebook. Setelah itu bikin iklan dengan gambar menarik. Targetkan ke orang di daerah pasar potential yang punya interest topic yang relevan seperti food, rendang, Indonesian food, dan sebagainya.

Anda Cuma perlu membayar biaya iklan yang tidak terlalu mahal (dihitung per CPM -- cost per 1000 impression iklan tayang) dan biarkan algoritma facebook pixel yang bekerja mencarikan pembeli potensial.

Data mining is gold mining

Kembali ke pertanyaan judul, apa yang terjadi jika kita memiliki data-data pengguna facebook?

Seharusnya Anda akan jadi kaya, sangat-sangat kaya. Tentu jika tahu cara menggunakannya. Seperti kasus kampanye presiden di Amrik, pemilik data-data itu bisa menciptakan komunikasi yang relevan sesuai karakteristik orang yang ingin di target.

Ibaratnya mau PeDeKaTe ke lawan jenis, mengetahui data-data gebetan kita akan meningkatkan success rate untuk membuat si dia terkesan. Jika tahu si doi weton-nya kliwon dan sukanya di air, kita bisa langsung mengajaknya jalan-jalan ke Pantai dan bukan ke mall.

Karena sekarang adalah zaman informasi, maka data memegang peranan kunci. Memiliki akses ke data jutaan orang sama dengan nelayan yang memiliki peta pergerakan ikan dibawah laut. Ia bisa tahu harus menangkap ikan yang mana, kapan, dimana, dan umpan apa yang harus dipakai dan disukai si ikan.

Seperti pesan bang Napoleon Bonaparte: war is 99% information. Semakin banyak informasi yang Anda expose di facebook, semakin banyak analytics yang mereka dapat yang pada akhirnya membantu pengiklan seperti saya untuk berjualan.

Karena itulah sekarang saya jarang mengupdate status atau pamer foto hehehe.

[1] http://www.scmp.com/news/world/united-states-canada/article/2137935/facebook-falls-pressure-mounts-zuckerberg-over-data

[2] https://zephoria.com/top-15-valuable-facebook-statistics/ 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun