"FORD principle dipakai untuk akrab dengan orang yang baru kita kenal. F for Family, gunakan topik tentang keluarga lawan bicara kita. O untuk Occupation, kita juga bisa ngobrol tentang pekerjaan mereka. R untuk recreation. Coba tanya liburan mereka. Dan terakhir D untuk desire. Apa mimpi yang ingin dicapai?" Rupanya Bunga sudah belajar komunikasi politik dengan terlebih dahulu belajar kemampuan intrapersonal.
Apakah Bunga ingin ikutan terjun dalam politik? Anehnya, ayah Bunga justru menyarankan dia untuk menjauhi politik.
"Kalau Cuma jadi anggota DPR, supir angkot juga bisa". Quotes dari sang Ayah yang ia sampaikan dan membuat saya berpikir keras: jangan-jangan ini penyebab rendahnya kualitas anggota dewan kita.
Bunga membocorkan rahasia: semua statement ngawur ayahnya sengaja digunakan untuk meningkatkan popularitas. Karena ternyata, pemilih Indonesia belum rasional. Mereka tidak memilih calon dengan program kerja paling masuk akal. Mayoritas pemilih akan mencoblos orang yang dikenalnya.
Bagaimana cara agar cepat terkenal? Ciptakan skandal, keluarkan statement kontroversial, jadilah media darling, siapkan diri untuk di bully.
Bunga sudah belajar jika politik adalah sebuah panggung sandiwara raksasa. Yang perlu kita lakukan hanyalah memainkan peran sebaik mungkin. Entah jadi protagonist, atau justru antagonis. Yang pasti artis yang menjiwai perannya akan mendapat spotlight, giliran untuk tampil dalam panggung kekuasaan.
She's smart girl. Saya berdoa Ia akan lebih baik dari Bapaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H