Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perbandingan Sosial Media Calon Bupati Sidoarjo, Siapa yang Unggul?

8 Desember 2015   08:12 Diperbarui: 8 Desember 2015   08:33 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awalnya saya kaget, loh koq tanggal 9 Desember ada pengumuman libur? Ada hari besar apa ya? Perasaan hari raya udah lewat dan hari kiamat belum diumumkan. Betapa hebohnya saya ketika tahu jika tanggal itu adalah pilkada serentak.

Saya merasa kzl (kesel), sebagai warga negara yang baik dan kebetulan sedang merantau di luar kota, informasi yang saya terima sangat minim. Saya tidak tahu siapa yang maju, apa program mereka, dan kenapa saya harus repot-repot pulang hanya demi nyoblos muka asing yang tidak berpengaruh ke rekening bank saya setiap bulan.

Tapi saya tetap penasaran, siapa aja sih calonnya? Setelah browsing sana sini ternyata ada 4 calon pimpinan daerah yang akan menggawangi kabupaten Sidoarjo, daerah KTP saya.

Iseng-iseng saya mencoba men-compare data social media masing-masing calon. Karena zaman sekarang social media sudah menjadi alat propaganda politik yang sangat ampuh. Trend ini dimulai saat Obama menggunakan twitter dan facebook untuk merebut hati rakyat Amerika (Gross:2012).

Ditengah perkembangan dunia digital seperti saat ini, dimana tingkat penetrasi internet sudah lebih dari 60% dan Indonesia adalah salah satu negara dengan user facebook dan twitter terbesar, social media adalah salah satu senjata untuk mempengaruhi persepsi publik.

Data social media masing-masing calon terlampir dibawah ini:

Data data fans dan follower

He to the O, Helloowww! Jika melihat halaman social media masing-masing calon akan terlihat jelas jika akun masih memiliki potensi untuk dioptimalkan dengan melakukan posting secara teratur, engagement activity, response yang tanggap, dan juga iklan ke khalayak ramai.

Okay, secara angka fans dan follower maka pasangan no 1 memimpin tipis diatas pasangan no 2. Tapi bagaimana dengan engagement rate? Mari melihat angka-angka yang ada di twitter. Penulis menggunakan tools dari tweetreach untuk mendapatkan angka masing-masing calon kepala daerah. Untuk menyederhanakan data, saya hanya menggunakan nama calon bupati sebagai search query.

Hadi Sutjipo

Tweet Hadi Sutjipto memiliki jangkauan hingga lebih dari 30 ribu. Dan seminggu terakhir ada 15 orang yang mentweet tentang Hadi Sutjipto. Jika melihat contributor, maka reach terbesar berasal dari @beritajatimcom.

 

Utsman Ikhsan

Memiliki reach yang tidak sebesar calon bupati pertama, dengan jumlah kontributor tweet yang lebih sedikit. Kontributor terbesar tetap @beritajatimcom.

Saiful Ilah

Memiliki jumlah exposure dan reach terbesar. Dengan kontributor (orang yang men-tweet) sebanyak 22 orang dalam seminggu terakhir. Penyumbang reach terbesar dari @infojatimID dan @sidoarjonews.

Warih Andono

Calon bupati terakhir dan paling kasihan. Namanya tidak terdengar di jagat dunia maya. Mungkin tim sukses mereka perlu memasang internet di rumah.

Jika kita melakukan komparasi menggunakan Topsy, didapatkan data yang serupa:

Calon bupati no 3 mengungguli pasangan no 1 dan 2. Tapi beberapa hari terakhir calon no 1 mulai naik (lihat di sisi kanan grafik). Calon bupati no 4? Tolong ingatkan saya saat tim suksesnya sudah memasang internet.

Simpulan Sederhana

Melihat data-data sederhana social media, calon bupati no 1 dan 3 akan bersaing memperebutkan juara dan runner up. Tapi perlu dicatat jika tidak semua pemilih melek digital. Masih banyak kalangan grass root yang tidak mengakses social media. Dan yang paling penting, banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pemilih.

Seperti pesan Brigitte Majewski:

"Just because you have a follower doesn't mean you have a vote. It just means that you have caught their ear. ... It's a good signal, but at the end of the day, a signal is not a vote."

 Note:

- Analisa diatas cuma sekedar iseng, jika ingin komprehensif kita harus menambah keywords, memperpanjang observasi data, dan melakukan analisis content dan sentimen media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun