“Pak, masjidnya Masjid Nurul Taubah Pak, jalan Kebagusan 3” saya menelpon kembali.
Dia pun mengiyakan untak datang. Saya tunggu sampe jam 9.30 loh koq tiba2 ada notifikasi klo sudah on the way??? Dan tiba-tiba order di terminate dan saldo go-jek saya berkurang!
Tentu saya dirugikan karena:
- Waktu terbuang percuma, menunggu hampir 45 menit dan terlambat meeting
- Kredit saya “dimakan” tanpa adanya service yang diberikan
Saya pun mencoba menghubungi call center yang ada di aplikasi untuk klarifikasi masalah. Tapi Cuma dijawab oleh ring back tone dan tak pernah ada jawaban dari operator. Sepertinya Go-Jek ingin konsumennya untuk selalu teringat petuah bijak:
“Hanya Tuhan tempat untuk mengadu”.
Selemah inikah perlindungan konsumen dari Go-Jek?
Padahal sekarang layanan ojek aplikasi sudah bermunculan. Ada Grab bike, hingga Blu Jek. Jika persaingan semakin ketat, apakah Go-Jek masih merasa jumawa sebagai first mover advantage? Layanan ojek aplikasi pertama? Atau hanya mengandalkan promo flat 15 ribu?
Hal ini juga menunjukkan lemahnya control dari Go-Jek untuk pembayaran non cash. Karena belum ada perlindungan bagi konsumen yang menggunakan kreditnya. Harusnya Go Jek memberikan fasilitas “klarifikasi” jika terjadi transaksi yang mencurigakan, seperti layanan kartu kredit. Intinya: hak-hak konsumen harus bisa terlindungi.
Kalau begini ceritanya, lebih aman pakai cash. Ojek ga datang ya ga usah bayar. Daripada dapat service palsu. Bisa-bisa jadi “Fake Ojek” #ehhh...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H