“Tuan menginginkan orang-orang yang sudah mati?” tanya Sobakevich heran.
“Ya... yang sudah tidak ada” jawab tamu dihadapannya menegaskan.
Bagaimana mungkin, seseorang ingin membeli petani-petaninya, yang sudah mati? Sobakevich si tuan tanah kembali bertanya. Tapi sang pembeli, sangat serius dengan tawarannya. Akhirnya mereka sepakat di harga dua setengah rubel. Untuk membeli petani yang sudah tak ada lagi. Transaksi jual beli atas jiwa-jiwa mati.
Pembeli itu, Chichikov, adalah pejabat licik yang bersembunyi dalam topeng kesopanan aristokrat. Pakaiannya selalu rapi, tubuhnya terbungkus jas dari satin atau beludru. Memiliki kereta dengan kuda yang sehat. Berkeliling Rusia untuk mencari tuan tanah, dan menawarkan transaksi konyol: Chichikov akan membeli petani mereka yang sudah tiada.
Chichikov adalah tokoh dalam Dead Souls karya Nikolai Gogol. Sastrawan besar Rusia yang mengkritik bobroknya birokrasi dalam karya sastra indah yang penuh nuansa satir. Chichikov digambarkan sebagai birokrat tulen: pandai menjilat atasan, bermuka manis, tapi sebenarnya akan melakukan apapun untuk keuntungan pribadinya.
Ilustrasi from Russia-antique.com
Ia pernah menjadi petugas bea cukai. Menolak segala macam suap kecil hanya agar bisa dipromosikan ke kantor pusat sehingga ia bisa melakukan korupsi yang lebih besar: penyelundupan terselubung. Ketika kejahatannya mulai terendus, ia melarikan diri dan berpikir untuk melakukan bisnis “jiwa-jiwa mati”.
Diceritakan Rusia pada saat itu akan mengadakan sensus penduduk setiap beberapa tahun. Sayangnya data penduduk seringkali tidak update. Banyak penduduk yang tercatat meskipun pada kenyataannya mereka sudah mati. Pada umumnya petani penggarap ladang. Chichikov melihat peluang.
Rencana Chichikov sederhana: ia akan membeli petani mati (disensus tercatat masih hidup), mengurus akte pembelian sehingga ia secara resmi “tercatat memiliki petani”, untuk kemudian menjadikan akte kepemilikan petani itu sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman.
Chichikov sudah dibutakan oleh harta. Yang ia tahu, bagaimana mendapatkan rubel dengan cara mudah. Meskipun harta itu didapat dari hasil korupsi, menjilat, atau menipu, bukanlah soal. Ia mungkin tidak tahu firman Tuhan:
“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik..” Al-Baqarah 168.
Kostanjoglo
Ketika aparat hukum mulai mencurigai transaksi aneh ini, Chichikov melarikan diri. Ia sempat singgah di sebuah desa dan bertemu tuan tanah kaya yang rajin bekerja.
“Kalau Tuan ingin cepat kaya.. Tuan tak akan pernah kaya. Tapi, kalau Tuan ingin menjadi kaya tanpa memikirkan berapa lama Tuan membutuhkan waktu, Tuan akan menjadi kaya dengan cepat. Orang harus mencintai pekerjannya. Tanpa itu Tuan tak dapat melakukan sesatu.” Konstanjoglo menjawab pertanyaan Chichikov tentang cara cepat menjadi kaya.
Chichikov tercengang mendengar petuahnya. Dan beralasan jika ia tidak terlahir dari golongan kaya. Tapi Konstanjoglo menentang pendapat itu.
“Orang yang dilahirkan dengan beberapa ribu dan dibesarkan dengan beberapa ribu tak akan pernah mencetak uang, karena ia telah mengembangkan segala macam kebiasaan mahal dan segala macam hal yang lain.
Orang harus mulai dari permulaan dan bukan dari tengah, dari satu kopek, dan bukan dari satu rubel. Dari bawah dan bukan dari atas. Barulah orang akan mendapat pengetahuan yang menyeluruh mengenai hidup dan juga orang-orang, yang kemudian hari akan berurusan dengannya.
Kalau Tuan telah mengalami semua itu dan telah mengerti bahwa setiap uang tembaga harus dijaga baik-baik sebelum Tuan dapat melipatkannya menjadi tiga, dan apabila Tuan telah melewati segala macam cobaan dan bencana Tuan akan menjadi demikian terlatih dalam berbagai cara dunia, hingga Tuan tak akan pernah membuat kesalahan dan tak akan pernah bersedih dalam usaha apa pun.”
Di akhir novel, Chichikov harus merasakan akibat perbuatannya. Ia dijebloskan kepenjara. Tapi Chichikov beruntung. Pangeran bersedia mengampuninya setelah dibujuk oleh Murazov, pembela hukumnya. Chichikov pun hanya dihukum ringan: hartanya disita dan ia diminta pergi meninggalkan kota.
Saat diperjalanan, Chichikov terus mengingat pesan dari Murazov.
“Tuan tak punya kecintaan akan kebaikan, paksalah diri Tuan melakukan kebaikan tanpa suatu kecintaan kepadanya... Paksalah diri Tuan beberapa kali... nanti Tuan akan belajar mencintainya”.
Ia pun memulai hidup baru. Dari awal, tanpa memiliki apa-apa. Chichikov yang dulunya pejabat kalangan atas, sekarang harus menjadi rakyat kelas bawah.
Tapi bukankah itulah hukumnya? Orang harus mulai dari bawah, dan bukan dari atas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H