Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Merapi Bangkit Bersama Keuangan Syariah

8 Januari 2011   21:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:48 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Triyono, salah seorang petani Salak di Turi, Sleman, Yogyakarta sudah bisa tertawa ceria. Sebelumnya ia harus meratapi nasib ketika erupsi Merapi membuat seluruh warga dikampungnya mengungsi dan merusak hampir semua panen salaknya. Berkat bantuan ekonomi mikro yang digulirkan oleh BPD DIY Syariah bekerjasama dengan P2EB (Penelitian dan Pelatihan Fakultas Ekonomika dan Bisnis) UGM, Triyono yakin bisa segera bangkit.

Program Pemberdayaan Ekonomi bagi Masyarakat Pasca Erupsi Merapi adalah program pemberian bantuan pembiayaan lunak senilai 1,5 Milliar untuk menggairahkan perekonomian warga yang terkena dampak Merapi. Launching program ini dilaksanakan pada 8 Januari 2011 bertempat di kantor BMT Sejahtera yang berada di kawasan agrowisata Turi, 12 km dari puncak Merapi.

Dalam launching program tersebut hadir Bupati Sleman Sri Purnomo, rektor UGM Sujarwadi, direktur P2EB Anggito Abimanyu, pemimpin Bank Indonesia Yogyakarta Dewi Setyowati, dan direktur utama BPD DIY Supriyatno.

[caption id="attachment_82224" align="aligncenter" width="300" caption="Bangkit! (dok pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_82225" align="aligncenter" width="300" caption="spanduk (dok pribadi)"]

1294520936184847491
1294520936184847491
[/caption] Linkage

"Diharapkan Bank Syariah dapat menjadi linkage (penghubung) ekonomi mikro bagi warga. Kesempatan ini adalah kepercayaan yang harus diambil, perbankan syariah dan BMT dapat menjadi model pengembangan ekonomi mikro dimasa depan" ujar Supriyatno, Direktur BPD DIY yang diwawancarai Kompasiana setelah acara.

[caption id="attachment_82226" align="aligncenter" width="300" caption="direktur DPD DIY (dok pribadi)"]

12945210371439623642
12945210371439623642
[/caption]

Program bantuan ini akan menggandeng 6 BMT (Baitul mal wal Tamwil/Koperasi syariah) yang akan berperan sebagai lembaga pengawas bantuan sekaligus inkubator bisnis warga. Keenam BMT itu antara lain BMT Sejahtera, BMT Surya Amanah, BMT Bina Sejahtera, BMT Surya Harapan Umat, BMT Agawe Makmur, dan BMT Mitra Usaha Umat.

Irfan Haris, pemimpin BMT Surya Amanah mencatat ada 2400 anggota BMT yang terkena dampak erupsi Merapi. Untuk itu, pihaknya dan kelima BMT lain sudah menyiapkan program pemberdayaan ekonomi bagi warga.

"Program pertama kami adalah mendirikan 'warung berkah'." Ujar direktur BMT yang mengaku pada awal karirnya hanya seorang guru TPA.

Warung berkah adalah program pendirian toko kelontong kecil penggiat perdagangan. Program ini dipilih karena merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang paling visible dan dapat dilakukan. Selain itu, warga membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk bisa memulihkan tanaman salaknya yang rusak.

4 Tahun Tanpa Jaminan

Tujuan program pemberdayaan ekonomi adalah dalam rangka pemberdayaan ekonomi, penanggulangan ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja bagi para korban dan terdampak Merapi. Dalam penyalurannya setiap BMT dapat mengakses bantuan dengan plafon antara 100-300 juta rupiah.

BPD Syariah menyalurkan pembiayaan dengan skema mudharabah (bagi hasil) kepada BMT yang selanjutnya berperan sebagai penghubung (linkage) bagi kelompok petani/peternak/pengusaha mikro yang terdampak Merapi.

"Diharapkan bantuan ini bergulir hingga 4 tahun" demikian ungkap Arif Wibowo, ketua Tim Pembiayaan Pemberdayaan Ekonomi bagi Merapi BPD DIY Syariah.

Mengenai jaminan pembiayaan, Arif yang diwawancari Kompasiana usai menikmati santap siangnya menjawab dengan mantab.

"Tanpa jaminan. Murni kepercayaan" ujarnya tersenyum.

Bupati Sleman Sri Purnomo menyambut positif kegiatan ini. "Perkembangan BMT syariah berjalan positif. Mayoritas berjalan dengan baik" ungkap beliau dalam sambutannya.

Sudiyono, ketua kelompok tani Manunggal Salak mengaku diwilayahnya dari total 703 hektar, yang ditanami salak 500 hektar. Dari 500 ha, 40% tanaman rusak parah. Padahal nilai normal hasil panen tanaman salak mencapai 30 milyar. Masa pemulihan tanaman yang rusak juga tidak lama, membutuhkan waktu 2 tahun untuk bisa kembali normal.

Tapi dia sangat gembira dan optimis tentang program pemberdayaan ekonomi ini.

"Walaupun baru denger, udah adem ayem Pak. Hehehe" ujar petani yang mengaku kebetulan sedang "mengungsi di Mekah" ketika erupsi Merapi terjadi.

[caption id="attachment_82227" align="aligncenter" width="300" caption="foto bareng setelah MoU (dok pribadi)"]

1294520853855553794
1294520853855553794
[/caption] [caption id="attachment_82228" align="aligncenter" width="300" caption="salak (dok pribadi)"]
1294521348341985339
1294521348341985339
[/caption] [caption id="attachment_82229" align="aligncenter" width="300" caption="dampak merapi"]
12945214371714073261
12945214371714073261
[/caption] [caption id="attachment_82230" align="aligncenter" width="300" caption="sample produk (gratis loh :D)"]
1294521543212448133
1294521543212448133
[/caption]

juga dipublish di blog saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun