Tujuan program pemberdayaan ekonomi adalah dalam rangka pemberdayaan ekonomi, penanggulangan ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja bagi para korban dan terdampak Merapi. Dalam penyalurannya setiap BMT dapat mengakses bantuan dengan plafon antara 100-300 juta rupiah.
BPD Syariah menyalurkan pembiayaan dengan skema mudharabah (bagi hasil) kepada BMT yang selanjutnya berperan sebagai penghubung (linkage) bagi kelompok petani/peternak/pengusaha mikro yang terdampak Merapi.
"Diharapkan bantuan ini bergulir hingga 4 tahun" demikian ungkap Arif Wibowo, ketua Tim Pembiayaan Pemberdayaan Ekonomi bagi Merapi BPD DIY Syariah.
Mengenai jaminan pembiayaan, Arif yang diwawancari Kompasiana usai menikmati santap siangnya menjawab dengan mantab.
"Tanpa jaminan. Murni kepercayaan" ujarnya tersenyum.
Bupati Sleman Sri Purnomo menyambut positif kegiatan ini. "Perkembangan BMT syariah berjalan positif. Mayoritas berjalan dengan baik" ungkap beliau dalam sambutannya.
Sudiyono, ketua kelompok tani Manunggal Salak mengaku diwilayahnya dari total 703 hektar, yang ditanami salak 500 hektar. Dari 500 ha, 40% tanaman rusak parah. Padahal nilai normal hasil panen tanaman salak mencapai 30 milyar. Masa pemulihan tanaman yang rusak juga tidak lama, membutuhkan waktu 2 tahun untuk bisa kembali normal.
Tapi dia sangat gembira dan optimis tentang program pemberdayaan ekonomi ini.
"Walaupun baru denger, udah adem ayem Pak. Hehehe" ujar petani yang mengaku kebetulan sedang "mengungsi di Mekah" ketika erupsi Merapi terjadi.
[caption id="attachment_82227" align="aligncenter" width="300" caption="foto bareng setelah MoU (dok pribadi)"]
juga dipublish di blog saya