"Apa yang kau cari Konrad? Bukankah Tuhan datang hari ini?"
Tiba-tiba Konrad terbangun, fajar telah menyembul tinggi. "Aduh, Tuhan pasti datang selagi tidur, aku telah mengecewakan Tuhan, mengapa aku tertidur?" sesalnya. Karena mimpi tadi jelas-jelas berkata, Tuhan telah datang hari ini.
Sambil bangun dan berjalan gontai, Konrad berjalan ke arah ruang tamu. Dilihatnya cangkir bekas pak pos yang belum sempat dicuci, kertas pesan merah jambu untuk Tuhan, dan perban penuh darah yang digunakan untuk merawat tetangganya. Sinar matahari pagi menembus jendela dan mengenai kening Konrad. Tiba-tiba ia tersenyum. Seperti menemukan jawaban. Pencerahan.
Konrad tersadar. Rahmat dan kehadiran Tuhan ada dalam perbuatan. Perbuatan penuh kebaikan. Kebaikan sederhana lewat kerja-kerja yang sederhana. Sungguh sederhana...
[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="ian Britton - FreeFoto.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H