Kunci sukses “mantan negara miskin” dan tidak memiliki sumber daya alam semacam Finlandia, Singapura, dan Korea adalah pengetahuan. Karena kita sedang memasuki knowledge based economy. Negara yang hanya mengandalkan sumber daya alam akan mengalami “kutukan sumber daya alam”: value added yang rendah dan adanya siklus boom & burst dalam harga.
Lalu apa yang bisa kita lakukan? Tujuan saya menulis artikel ini sebenarnya hanya ingin mengajak pembaca untuk terbiasa berbagi. Apa saja. Mari membagi tacit yang kita miliki. Belajar melakukan eksternalisasi. Kita bisa berbagi hal sederhana sampai rumit. Tidak ada yang salah. Tuliskan pemikiran Anda, rekam suara Anda, ambil gambar Anda. Ceritakan kepada dunia apa yang Anda ketahui, rasakan, dan inginkan. Bagikan apa yang Anda punya.
And the more you share, the more you get. Ini adalah sharing paradox (menurut saya). Logika matematis tidak berlaku disini. Dalam berbagi tidak ada substraksi materi, yang ada justru ekpansi dan anomaly. Seperti sedekah, berbagi kebaikan akan melahirkan 7 cabang kebaikan. Dan Tuhan selalu punya rahasia dan jalan unik untuk mengembalikan kebaikan itu kepada kita.
Harus diingat, perintah Tuhan yang pertama bukan “diamlah” (tacitus). Tapi “bacalah”. Setelah itu maka:
“Tulislah!.”
***
Yoga PS, penggiat ekonom gila
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI