Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ka'bah Dekat Rumah (4): Doa Meminta Visa

25 Mei 2014   17:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendapat tiket, maka permasalahan umroh selanjutnya adalah visa dan akomodasi. Urusan akomodasi cukup mudah. Berbekal koneksi internet, mouse, dan internet banking, kita sudah bisa membook hotel diseluruh dunia lewat website. Pilihannya antara lain agoda dot kom, booking dot kom, hostelworld dot kom, weego dot kom, wisma moro seneng dot kom (loh koq hotel gituan?), dan berbagai situs meta search lainnya.

Untuk urusan visa, cukup berat tantangannya. Bagi yang belum tahu, visa bukanlah lawan mastercard, apalagi cadangan devisa hehe. Visa berasal dari bahasa latin “carta visa”, yang berarti “dokumen sudah diperiksa”. Intinya kita butuh ijin berupa visa untuk bisa masuk kesuatu negara. Kulo nuwun lah kalau kata orang jawa.

Pada suatu hari yang cerah saya mendatangi kedutaan besar Saudi Arabia di daerah MT Haryono. Dan saya ditolak masuk!. Mungkin saya punya modal tampang pendatang haram. Di gerbang sekuriti saya mendapat wawancara singkat soal maksud tujuan kedatangan.

Dengan polos saya jawab “Mau ngurus visa umroh”. Eh ternyata sodara-sodara, kedutaan saudi tidak menerima pengurusan visa umroh. Semua harus melewati travel agent!

Koq lucu ya? Sejak kapan ada kedutaan besar yang menolak mengurus permohonan visa dan malah mengoper ke travel agent? Jangan-jangan saya kena tipu atau ada permainan orang dalam untuk mengejar fulus?

Akhirnya saya googling-googling sebentar. Tak lupa tanya teman yang bapaknya kerja di departemen agama. Jadi ternyata benar, Kedutaan Saudi tidak menerima pengurusan visa! Mampus saia... Jadi menurut bapak teman saya yang pensiunan depag dan pernah bertugas di Saudi, zaman dulu kedutaan menerima pengurusan visa umroh. Tapi ternyata banyak sekali orang yang menggunakan visa umroh untuk mencari pekerjaan disana. Istilahnya, jadi pendatang haram.

Karena capek mengurusin jamaah umroh gadungan yang sebenernya pingin transmigrasi ke Saudi, pemerintah menyerahkan pengurusan visa umroh ini ke pihak “swasta”. Which is travel agent. Jadi kalo ada apa-apa, Saudi tinggal mem-blacklist travel agent yang jamaahnya jadi pendatang haram. Efeknya, visa jadi tambah mahal, tapi benar-benar orang yang niat umroh yang dapat.

Saya mulai mencari-cari travel agent yang bisa ngurusin visa. Ada beberapa travel yang saya hubungi, dan semuanya sama. Sama-sama nolak saya. Hahaha. Semua mengaku tidak menerima solo backpacker. Ada sih satu yang menerima, tapi dengan harga yang lumayan. Sekitar 1,5-2 juta juta rupiah. Tapi saya masih ragu-ragu soal kredibilitasnya. Alamatnya aja ga jelas.

Lucunya lagi, ternyata visa tidak bisa diurus dari jauh-jauh hari. Kalo mau berangkat bulan February 2014, diurusnya harus bulan January 2013. Ga bisa tuh apply visa dari June 2013 misalnya. Dan kita Cuma dapat ijin 30 hari stay. Beda misalnya dengan visa Australia yang berlaku untuk setahun dan juga multiple entries.

Hingga H-2

Ternyata benar silaturahmi membawa rezeki. Alhamdulilah saya punya om yang kerja di salah satu bank syariah dan sering mengadakan umroh dengan nasabahnya. Dari sana saya dikenalkan ke travel agent di salah satu hotel berbintang di daerah Sudirman.

Di sini biaya-nya hanya sekitar 1 juta. Terjamin pula karena nasabahnya kebanyakan orang berduit. Mereka sebenarnya juga tidak menerima solo backpacker. Tapi karena mendapat jaminan Om, dan body saya ga ada bagus2nya untuk dijual ke pasar gelap, mereka setuju. Saya bayar bulan December 2013. Untuk berangkat Februari 2014.

Hari berganti hari. Berganti minggu. Menuju bulan. Koq visa saya belom keluar-keluar juga? Ternyata karena status saya cuma single, saya harus menunggu rombongan travel yan lain. Saya sudah rajin tanya ke penanggung jawabnya, Pak Eko.

“Gimana nasib visa saya Pak?”

“Sabar mas, masih diurus”.

Gitu terus hingga seminggu sebelum keberangkatan, belum keluar tuh visa. Saya sempat mikir, apa saya kebanyakan dosa ya kalau sampai gagal berangkat. Terbayang kerugian tiket. Padahal udah ijin ke temen2 kantor baru.

Apa jangan2 rezeki saya ga halal sehingga ditolak bertamu kerumah Tuhan? Perasaan udah lama ga ngepet. Ups.. Ngebersihin karpet maksudnya hehe. Saya jadi inget cerita sinetron2 hidayah dimana orang jahat tidak bisa melihat ka’bah. Saya langsung cek bagian perut, alhamdulilah belum keluar belatungnya.

Doa Adalah Senjata

Jumat malam, hari terakhir pengurusan karena tiket saya hari Minggu. Malam itu saya berdoa sekhusyuk-khusyuknya. Kayaknya perlu tetes mata biar dikira berkaca-kaca. Saya datengin masjid. Malaikat mungkin heran. Tumben ni bocah main. Saya sedekahkan semua uang di kantong saya. Malaikat mungkin mikir, taruhan bola kan belum ada?.

Disana, saya memanjatkan doa sederhana:

Ya Allah yang Tuhanku, Disini hamba-Mu mengetuk pintu Izinkan hamba berkunjung ke rumah-Mu Mengunjungi kiblat yang selama ini belum pernah hamba lihat

Ya Allah yang Maha Kuasa, Disini hamba-Mu berdoa Agar nanti hamba bisa pergi kesana Tanah suci tempat para nabi berada

Memang benar, Engkau hanya mengundang orang-orang pilihan Mereka yang mengerti, Bahwa iman adalah sebaik-baiknya harta yang sejati

Karena itu, hamba berdoa:

Mudahkanlah Dekatkanlah Bukakanlah

Tolong Izinkan hamba berdoa di depan Ka’bah.. Izinkan hamba memenuhi panggilanmu ya Allah..

Selesai berdoa hingga jam 9 malam belum ada kabar. Saya sudah pasrah. Sudahlah, yang penting saya sudah berusaha. Saya kembali ke kantor. Membuat presentasi karena ga jadi cuti. Tiba-tiba sekitar jam 10-an malam ada pesan whatsapp. Dari Pak Eko. Pesan berupa gambar. Ada foto ganteng saya beserta tulisan Omra visa didalamnya.

Langsung saya sujud syukur. Labbaik Allah humma labbaik.

Alhamdulilah dapat visa di hari terakhir!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun