“Hello brother..”. Tak lupa nyerocos dalam bahasa arab. Rupanya dia kira kalo suara aplikasi adalah suara telpon sodara saya. Dia pikir sedang ngobrol ama orang beneran! Hahahaha langsung saya ngakak ga ketahan.
“Hello brother.. Hello brother...” dia mulai panik dan mengembalikan hape saya karena mengira perbicaraan telpon sudah terputus. Saya masih ketawa-ketawa aja. Ga tahu mau njelasinnya dalam bahasa arab.
Ha-fila. Nah itu dia bahasa arabnya bus. “Where is the ha-fila?” kata saya lagi.
“No.. me taksi” kata dia menjelaskan kalau dia supir taksi. Sebenarnya saya juga tahu kalo dia driver taksi dan bukan penjual bakso atau artis film porno. Tapi alhamdulilah abang taksi ini berinisiatif mencari seorang pekerja orang Indonesia! Alhamdulilah akhirnya ga perlu bicara bahasa tarzan terus!
Bertemulah saya dengan Aa’ Zainal. Orang Tasik yang udah 3 tahun kerja di airport. Setelah saya cerita kalau ada makhluk ganteng yang baru landing dari Indonesia dan butuh tumpangan ke Madinah, dia segera memerika passport saya.
“Coba kasih ke orang disebelah sana. Bilang kalo mau ke Madinah” kata bujang yang hanya pulang setahun sekali ini.
Dia menunjuk sekawanan orang berbadan besar, berkulit gelap, dengan gamis putih yang sedang duduk di mobil listrik mirip caddie car. Busyet, masa baru datang udah ketemu asykar. Tapi karena ga ada pilihan lain dan orang yang berniat melakukan pelecehan seksual kepada saya pasti berpikir dua kali, akhirnya saya berani.
Saya datang, menunjukkan paspor dan meminta tolong untuk tumpangan ke Madinah. Ternyata mereka bukan asykar. Tapi semacam agen bus. Mengatur kedatangan dan jadwal keberangkatan bus penjemput jamaah. Setelah di cek sebentar, laki-laki yang mengenakan kemeja berdiri, lalu berteriak:
“IIBBRAAHIIMMMMM!!!!” woww suaranya uda kaya macan yang mengaum membelah keramaian bandara. Ibarat film Kungfu, dia baru saja mengeluarkan jurus “Auman Singa pemecah gendang telinga”.
Tak berapa lama datanglah seorang Om-om dari Indonesia, mengenakan rompi, dan berbadan subur. Setelah tahu duduk permasalahannya, dan mengecek paspor saya, dia menoleh sebentar:
“Nanti ikut saya”. Alhamdulilah...