Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Soso

31 Agustus 2014   20:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:59 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 13 Februari 1892, guru-guru seminari menyuruh anak didiknya untuk menonton hukuman pancung. Tiga pencuri sapi, yang melarikan diri dan membunuh polisi, akan dihukum mati hari ini. Tapi bagi Soso, dia tahu jika ketiga terdakwa ini hanyalah tiga petani yang sudah putus asa ditindas tuan tanah dan melarikan diri ke hutan.

Soso, yang bisa menyanyikan Mazmur dengan sangat indah merasa heran, bukankah Musa berkata: “Kalian dilarang membunuh”?.

Teman-teman seminari-nya berdebat:

“Apakah mereka masuk neraka?”

Soso, yang pada akhirnya menjelma menjadi Stalin sang diktaktor Soviet menjawab yakin:

“Tidak. Mereka sudah dieksekusi dan akan tidak adil jika mereka dihukum lagi”.

Tapi pertanyaan selanjutnya: Jika Tuhan Maha Adil, mengapa ia membiarkan semua ini? Mengapa harus ada Tsar yang menindas rakyat? Mengapa Russia harus menduduki Georgia? Mengapa ada orang miskin disaat ada orang yang menjadi semakin kaya?

“Tuhan tidak adil. Dia tidak benar-benar ada. Kita sudah ditipu. Kalau Tuhan ada, dia akan membuat dunia menjadi lebih adil”. Seru Soso kepada kawannya, Grisha.

Intelektual Seumur Hidup

Membaca biografi Stalin Muda karya Simon Sebag Montegiore ini seperti menemukan sisi lain seorang commissar Soviet. Siapa sangka, Stalin yang memerintahkan pembunuhan ribuan nyawa saat teror besar adalah seorang seniman dan intelektual.

Anda akan mengikuti kisah hidup anak pembuat sepatu yang hampir menjadi pendeta, penyair yang puisinya dibukukan saat masih berumur belasan tahun, pekerja departemen metereologi merangkap agitator, perampok untuk partai, hingga menjadi commissar lengkap dengan berbagai cerita affair Stalin dengan banyak wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun