Mohon tunggu...
Mbah Jenggot
Mbah Jenggot Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Hidup seperti lary

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harmoni di Taman Senja

25 Oktober 2023   05:00 Diperbarui: 25 Oktober 2023   05:12 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah kota kecil yang terletak di tepi bukit, terdapat sebuah taman indah yang dikenal dengan nama "Taman Senja". Taman ini merupakan tempat yang penuh dengan keindahan alam, dengan pepohonan  rindang, bunga berwarna-warni dan danau kecil yang berarus lambat. Setiap malam, taman ini menyaksikan tampilan sinar matahari berwarna merah muda, menjadikannya tempat yang menarik untuk dikunjungi siapa pun.

Sudut taman dengan bangku selalu menjadi saksi bisu momen indah. Bangku Taman menjadi tempat favorit  dua orang lanjut usia,Joko dan Siti, yang telah hidup bersama selama lebih dari lima puluh tahun. Mereka  pasangan yang serasi,  selalu diiringi senyuman dan  tawa.
Suatu hari, ketika matahari mulai tenggelam di cakrawala, Joko dan Siti duduk bersama di Bangku Taman mereka yang biasa. Mereka memandang cahaya senja yang memantulkan warna merah dan oranye di atas danau kecil.
"Betapa indahnya alam ini,Joko," kata Siti sambil tersenyum.

Joko mengangguk setuju, "Iya, Siti. Dan betapa beruntungnya kita bisa menikmati keindahan ini bersama-sama."
Sambil bercengkerama tentang kenangan-kenangan masa lalu, kisah-kisah cinta mereka yang penuh petualangan, dan anak-anak serta cucu-cucu mereka, mereka merasa seperti waktu telah terhenti. Tidak ada yang bisa mengganggu momen mereka, dan mereka merasa seakan-akan masih muda seperti saat pertama kali bertemu.

Tiba-tiba, seorang anak kecil berlari-lari di sekitar danau dengan ceria. Ia mengejar kupu-kupu yang beterbangan di udara. Siti dan Joko tersenyum melihat anak itu, mengingat masa kecil anak-anak mereka yang telah tumbuh dewasa.
"Ingat ketika kita dulu seperti dia, Joko?" tanya Siti.
Joko mengangguk, "Iya, kita adalah dua anak muda yang penuh semangat. Dan seiring berjalannya waktu, semangat kita hanya tumbuh lebih besar."

Saat senja semakin meredup, Siti dan Joko berdiri dari bangku mereka. Mereka meraih tangan satu sama lain dan berjalan perlahan keluar dari taman. Meskipun matahari telah terbenam, cahaya dalam hati mereka masih bersinar terang.
Di malam yang indah itu, taman senja tetap menjadi tempat di mana cinta sejati dan kenangan berharga bersatu dalam harmoni yang abadi.

Akhir cerita ini mengingatkan kita bahwa dalam keindahan sederhana kehidupan sehari-hari, cinta sejati bisa terus tumbuh subur. Terkadang kita perlu menghentikan waktu dan menikmati momen indah bersama orang yang kita cintai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun