Mohon tunggu...
yogaprasetya
yogaprasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Memiliki minat dalam bidang kependidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memperkuat Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Pancasila di Era Globalisasi

16 Desember 2024   11:39 Diperbarui: 16 Desember 2024   11:47 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pendidikan Pancasila

Pendidikan merupakan landasan utama dalam mencetak generasi yang tangguh dan bermoral. Di Indonesia, salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam pembentukan karakter adalah Pendidikan Pancasila. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam lima sila menjadi pedoman moral dan etika yang membimbing masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pendidikan Pancasila di Era Modern

Di tengah derasnya arus globalisasi, di mana informasi dan budaya asing mudah masuk ke Indonesia, tantangan terhadap identitas dan karakter bangsa menjadi semakin nyata. Pendidikan Pancasila menjadi elemen penting dalam menjaga dan menguatkan nilai-nilai kebangsaan agar tetap relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih jauh, globalisasi tidak hanya membawa kemajuan teknologi tetapi juga perubahan budaya yang dapat mempengaruhi pola pikir generasi muda. Dalam kondisi ini, Pendidikan Pancasila berperan sebagai benteng yang menjaga identitas nasional dari pengaruh negatif globalisasi, sekaligus membuka jalan untuk memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh era global.

Sebagai contoh, sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa," mengajarkan penghormatan terhadap keyakinan dan kepercayaan setiap individu. Hal ini sangat penting dalam konteks keberagaman agama di Indonesia. Sementara itu, sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," menjadi dasar dalam menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera. Nilai-nilai ini membantu mengarahkan masyarakat untuk menjunjung tinggi prinsip persatuan, kemanusiaan, dan keadilan sosial di tengah keberagaman.

Selain itu, Pendidikan Pancasila membantu mengasah kemampuan berpikir kritis siswa terhadap berbagai isu nasional dan global. Kemampuan ini penting agar generasi muda tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga mampu memilah mana yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.

Implementasi Pendidikan Pancasila di Sekolah

Pendidikan Pancasila diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Kurikulumnya mencakup dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga tidak hanya memberikan pengetahuan teoretis tetapi juga mendorong penerapan nilai-nilai Pancasila dalam praktik sehari-hari.

Namun, penerapan di lapangan menghadapi sejumlah tantangan. Banyak siswa merasa bahwa mata pelajaran ini kurang menarik karena metode pengajarannya cenderung monoton. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam proses pembelajaran, seperti pemanfaatan teknologi digital, simulasi peristiwa nyata, atau diskusi yang melibatkan siswa secara aktif, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif dan bermakna.

Misalnya, melalui pendekatan project-based learning, siswa dapat diajak untuk membuat proyek sosial yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti program kebersihan lingkungan atau kegiatan amal. Selain meningkatkan pemahaman, cara ini juga melatih keterampilan kolaborasi dan empati siswa.

Studi oleh Hermawan (2020) menunjukkan bahwa penggunaan teknologi interaktif, seperti aplikasi pembelajaran berbasis augmented reality, dapat meningkatkan minat siswa dalam memahami konsep-konsep Pancasila. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya memahami materi secara teoritis tetapi juga mampu menghubungkannya dengan situasi nyata.

Peran Guru dan Keluarga dalam Pendidikan Pancasila

Guru memiliki tanggung jawab besar sebagai pembimbing dan panutan dalam pengajaran Pendidikan Pancasila. Mereka tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga mencontohkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah penelitian oleh Suryadi (2018) menekankan pentingnya integritas guru dalam mencerminkan nilai-nilai Pancasila, karena siswa cenderung meniru perilaku mereka.

Selain itu, keluarga memainkan peranan yang tidak kalah penting dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila sebaiknya dimulai dari lingkungan rumah, misalnya dengan menunjukkan sikap toleransi di antara anggota keluarga, menjunjung tinggi kejujuran, dan mengamalkan semangat gotong royong dalam kegiatan sehari-hari. Peran orang tua sangat esensial dalam memberikan contoh nyata kepada anak-anak mereka tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kehidupan sehari-hari di rumah juga dapat menjadi wadah yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila melalui komunikasi yang terbuka, pembiasaan tindakan positif, dan penguatan sikap tanggung jawab. Sebagai contoh, mengajak anak untuk berdiskusi tentang isu-isu sosial dapat melatih mereka untuk berpikir kritis dan bijaksana dalam menilai situasi.


Mengaplikasikan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan

Agar nilai-nilai Pancasila tidak hanya menjadi sekadar teori, diperlukan usaha untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

  1. Mempraktikkan Toleransi: Menghormati perbedaan pandangan, keyakinan, dan budaya dengan sikap saling menghargai. Contohnya adalah dengan menciptakan lingkungan yang inklusif di tempat kerja atau sekolah.
  2. Menghidupkan Gotong Royong: Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar, seperti kerja bakti atau memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Gotong royong adalah warisan budaya bangsa yang mempererat hubungan antarwarga.
  3. Menjunjung Keadilan: Bersikap adil dan jujur, baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Hal ini melibatkan pengambilan keputusan yang tidak berpihak dan menghormati hak-hak orang lain.

Menurut laporan UNESCO (2019), pendidikan karakter yang baik, termasuk pengamalan nilai-nilai Pancasila, memiliki dampak positif terhadap pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Nilai-nilai ini mendorong terciptanya generasi yang bertanggung jawab secara sosial dan etis.

Selain itu, program-program berbasis masyarakat seperti pelatihan kewirausahaan sosial atau kegiatan kemanusiaan juga dapat menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila secara praktis. Program-program semacam ini tidak hanya memperkuat hubungan sosial tetapi juga membangun empati dan solidaritas antarindividu.

Kesimpulan

Pendidikan Pancasila adalah pondasi utama dalam membentuk generasi yang berintegritas, berkarakter, dan bertanggung jawab. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, nilai-nilai Pancasila harus terus dipertahankan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, Pendidikan Pancasila dapat menjadi alat yang efektif untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang tangguh, bermartabat, dan berkeadilan.

Marilah kita jadikan Pendidikan Pancasila sebagai arah moral yang memandu perjalanan bangsa menuju masa depan yang lebih cerah dan penuh harapan. Dengan dukungan dari seluruh elemen bangsa, nilai-nilai Pancasila akan tetap menjadi kompas yang mengarahkan Indonesia menuju kemajuan yang berlandaskan kebangsaan dan kemanusiaan.

Referensi:

Hermawan, A. (2020). "Inovasi Pembelajaran Pendidikan Pancasila Berbasis Teknologi Interaktif." Jurnal Pendidikan Karakter.

Suryadi, T. (2018). "Peran Guru dalam Penanaman Nilai Pancasila pada Siswa." Prosiding Seminar Nasional Pendidikan.

Juliandri Maya Chrysty. "Peran Guru Bidang Seni Dan Budaya Dalam Membentuk Nilai-nilai Pancasila", Widya Sundaram : Jurnal Pendidikan Seni Dan Budaya, 2023

UNESCO. (2019). "Character Education and Sustainable Development Goals."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun