Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Larut dalam Cahaya Buatan

24 April 2024   07:44 Diperbarui: 24 April 2024   07:48 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Larut dalam Cahaya Buatan

Di pentas sanjungan, sorot mata berbinar. Memuja sosok terpilih, di atas singgasana tak berdebu. Prestasi gemilang, bak perisai tak ternoda. Setiap langkahnya dipuja, lupa manusia biasa.

Kata-kata muluk, menyelimuti kealpaan. Jejak berliku dilupakan, bayang hitam hilang pandangan. Glorifikasi membutakan, hati nurani terabaikan. Realitas terbungkam, tersesat dalam pujian.

Kecemerlangan semu, menipu rasa dan logika. Mencipta idola sempurna, jauh dari sisi yang fana. Standar tak tergapai, membebani jiwa yang lelah. Kecewa dan iri bersemi, di ladang hati yang gersang.

Mari teduhkan pandangan, puja berlebihan racun lara. Hargai usaha, bukan semata pencapaian yang fana. Setiap insan berproses, ada jatuh dan bangkitnya. Lihat sisi manusia, di balik topeng puja-puji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun