Larut dalam Cahaya Buatan
Di pentas sanjungan, sorot mata berbinar. Memuja sosok terpilih, di atas singgasana tak berdebu. Prestasi gemilang, bak perisai tak ternoda. Setiap langkahnya dipuja, lupa manusia biasa.
Kata-kata muluk, menyelimuti kealpaan. Jejak berliku dilupakan, bayang hitam hilang pandangan. Glorifikasi membutakan, hati nurani terabaikan. Realitas terbungkam, tersesat dalam pujian.
Kecemerlangan semu, menipu rasa dan logika. Mencipta idola sempurna, jauh dari sisi yang fana. Standar tak tergapai, membebani jiwa yang lelah. Kecewa dan iri bersemi, di ladang hati yang gersang.
Mari teduhkan pandangan, puja berlebihan racun lara. Hargai usaha, bukan semata pencapaian yang fana. Setiap insan berproses, ada jatuh dan bangkitnya. Lihat sisi manusia, di balik topeng puja-puji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H