Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan di Hati Pencinta

6 Januari 2024   07:02 Diperbarui: 6 Januari 2024   07:04 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar pexels Nguyen Heu Nha

Hujan di Hati Pencinta

Pelan-pelan kupandangi wajahmu yang biru
Mendekat... Makin dekat... Kau berbisik
Menyerahlah, sayang... Lupakan aku
Sudah cukup kau di sini
Saatnya melanjutkan langkah kaki

Tujuh ratusan karya menjadi saksi
Hujan ini tak mau berhenti
Rajutan melelahkan ini tak terbalas
Seolah aku memang nyamuk di pikiranmu

Puisi ini akan terendam oleh pasifmu
Mengacaukan peredaran yang terencana
Pesanku tak sampai... Bukan, bukan tak sampai
Lebih ke tak kau hiraukan
Setiap bait menjadi tetes hujan

Cerita ini belum berakhir
Aku masih ingin menggambarkan biru
Dalam hujan yang terlanjur turun
Tak bisa dibendung apalagi sekadar disabari

Biarlah sepi, biarlah sunyi, biarlah rintih
Namaku tetap di sini, sudah kau simpan
Meski tak pernah kau jawab

Malang, 6 Januari 2023
Puisi Yoga Prasetya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun