Ketika Pemuda Tersesat Menulis Cerita Ramadan
Tersesat oh tersesat. Astaghfirullah.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh para pembaca. Hari ini saya mulai berpuasa. Bukan karena saya NU, atau karena saya mengikuti pemerintah. Melainkan, karena kemarin saya masih belum fit 100% untuk berpuasa.
Pada hari Sabtu pagi, saya masih dalam perjalanan alias menjadi seorang musafir. Dan kebetulan, pemerintah resmi mengumumkan puasa ramadan pada tanggal 3 April 2022. Alhamdulillah, terima kasih.
Sebenarnya, kalau pemerintah mengumumkan puasa tanggal 2 April ya gak papa. Saya tetap akan berpuasa pada tanggal tersebut. Kebetulan, menjadi musafir zaman sekarang tidak seberat zaman dulu.
Zaman dulu, untuk bepergian harus pakai unta. Kalau di Jawa masih pakai kuda atau kalau saya misqueen ya terpaksa jalan kaki. Berhubung agama Islam itu agama yang mudah, maka orang yang melakukan perjalanan jauh boleh untuk tidak berpuasa.
Kurang enak apa jadi orang Islam? Islam itu indah dan mudah, bukan? Ayo, monggo bagi pembaca yang belum bersyahadat, akan saya bimbing. Ashadualla ilaa ha illallah. Wa ashaduanna Muhammadan abduhu wa rasuluh.
Alhamdulillah. Hehehe. Mohon jangan baper ya man-teman. Memang saya ini pemuda yang masih tersesat. Hiks. Namun, saya percaya bahwa banyak kawan-kawan non-muslim yang tidak akan tersinggung dengan tulisan saya.
Malahan, teman-teman saya yang seiman terkadang bapernya minta ampun. Gimana ya. Susah juga menjelaskannya. Saya ini adalah anggota Islam Garis Lucu. Sedangkan teman-teman saya yang Islam Garis Lurus terkadang merasa tulisan ini terlalu banyak mudharatnya.
Belum lagi jika saya bertemu Islam Garis Keras. Yang dikit-dikit bilang haram!!! Haram!!! Bidah!!! Bid'ah!!! Ya, mau gimana lagi. Ini adalah realitas. Saya menjadikan tulisan komedi sebagai metode dakwah.
Dan saya tidak pernah merasa paling benar. Saya ini masih pemuda tersesat yang setiap hari membaca doa "ihdinassiratal mustaqim". Artinya: tunjukkan kami kepada jalan yang lurus. (Surat Alfatihah)
Setiap salat dan dalam memulai aktivitas apapun, saya selalu berdoa. Seandainya, saya bukan pemuda tersesat atau pemuda yang tidak berpotensi tersesat tentu saja saya tidak akan membaca doa tersebut. Karena saya sadar, bahwa saya mudah sekali untuk terlena oleh kenikmatan sesaat. Harta, Takhta, Dunia, Oh... Sungguh hamba ini mudah tersesat.
Mohon doanya ya para pembaca yang budiman. Saya selaku Pemuda Tersesat ingin berbagi tulisan tentang cerita Ramadan secara istakamah. Insyaallah setiap hari, ada satu cerita selama bulan Ramadan. Dan semoga tulisan saya ini membawa berkah bagi semesta.
Terima kasih untuk Editor Kompasiana yang berkenan memberikan apresiasi terhadap tulisan ini. Bismillah, headline. Wkwkwk. Hehehe. Terima kasih untuk para pembaca tulisan saya. Mohon maaf bila ada kekeliruan dalam tulisan ini.
Salam hangat dan sehat selalu. Wassalam.
Artikel Yoga Prasetya, Malang, 3 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H