Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri di Kelas Dekat Kantin

14 Maret 2022   13:29 Diperbarui: 14 Maret 2022   13:32 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva Yoga Prasetya

Misteri di Kelas Dekat Kantin

Hari ini merupakan hari pertama dimulai PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas). Aku hanya mengajar di kelas delapan. Namun, salah satu guru kelas tujuh tidak masuk. Sehingga, aku menggantikan beliau untuk menemani anak-anak belajar di kelas.

Kelas tujuh yang kumasuki ini merupakan kelas favorit. Selain karena tempatnya strategis, aku selalu menjadikan kelas ini sebagai tempat ekskul. Supaya anak-anak ekskul bisa langsung pulang dan tidak perlu naik tangga.

Sekitar pukul delapan pagi, aku masuk ke kelas tersebut. Tampak wajah antusias dari mereka. Ah, syukurlah anak-anak di kelas ini aktif dan tidak ada yang jaim. Jadi, banyak sekali pertanyaan yang mereka ajukan.

Kewajibanku sebagai guru pengganti sebenarnya hari menyampaikan tugas dari guru yang tidak masuk. Bukan untuk mengajar atau menyampaikan materi. Namun, kebetulan banyak di antara mereka yang sudah selesai mengerjakan tugas.

Hingga, akhirnya pembelajaran diisi cerita-cerita hal yang menarik. Mulai dari pengalaman pribadi hingga sesuatu yang misterius. Hantu? Iya. Namun, ada yang menarik dari anak-anak.

Ada satu anak yang memiliki "misteri". Bisa disebut mendekati indigo. Anak tersebut memiliki aura yang disukai oleh "penghuni kelas ini". Sayangnya, anak tersebut kurang peka terhadap kemampuan dirinya.

"Ada pertanyaan?" ucapku padanya.
Dia berpikir.
Lalu mengangkat tangan.

"Pak, apakah bapak tau misteri saya?"

Kaget. Iya, aku kaget. Kok dia tau apa yang aku pikirkan.

"Eh... Enggak, nak. "
"Oh, baik, Pak."

Anak-anak yang lain menampakkan wajah bingung. Aku mencoba mengalihkan pembicaraan seputar sejarah dinasti Umayyah. Syukurlah, berhasil.

Waktu menunjukkan pukul sembilan. Belum ada yang mengebel. Namun, aku segera menutup pembelajaran. Supaya, anak-anak bisa lekas istirahat dan bersiap untuk pelajaran berikutnya.

Namun, mata anak itu tetap melihatku dengan pandangan tajam. Bulu kudukku tiba-tiba berdiri. Dingin. Padahal, cuaca di kelas ini sedang panas.

"Besok, saya akan menemui bapak," ucap anak itu sambil pamit menuju kantin.

Cerpen Yoga Prasetya, Malang, 14 Maret 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun