Tahun 2017 hingga sekarang, saya menjadi guru di salah satu madrasah terbaik negeri ini. Sejujurnya, saya bimbang karena waktu itu juga sedang menunggu panggilan dosen di salah satu universitas. Namun, dosen saya menyakinkan untuk memilih jadi guru di madrasah tersebut.
Di madrasah ini, orang tua saya berpesan. Jangan bicara gaji karena itu akan habis. Jangan bicara pangkat karena itu hanya sementara. Bicaralah tentang keberkahan karena itu akan membawamu pada keabadian.
Selama 5 tahun, saya merasa hidup berkecukupan. Tidak banyak, tetapi tidak sampai berhutang. Murid-murid saya pun mayoritas merasa senang dengan kehadiran saya. Namun, ada juga murid yang tidak senang dengan saya. Terlihat dari ekspresi mereka yang kurang menampakkan wajah bersahabat.
Saya tidak tahu, apakah itu bentuk sayang mereka kepada gurunya? Mereka bisa saja menjawab secara langsung, tetapi jawaban dalam hati adalah yang terbaik. Seberapa sayang murid pada guru?
Artikel Yoga Prasetya, Malang, 3 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H