Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wejangan Sapardi Djoko Damono

23 Agustus 2021   20:24 Diperbarui: 23 Agustus 2021   20:31 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wejangan Sapardi Djoko Damono

Semalam aroma dupa tercium di kamarku
Ketika aku sedang menggubah puisi
Suhu ruangan jadi lebih dingin dari sebelumnya

Namun, aku tetap menggoreskan pena
Keyakinan harus ditegakkan
dan Puisi kemerdekaan segera diterbitkan

Gorden bergerak melambai pelan
Seperti ada yang masuk ke kamarku
tetapi pintu jendela sudah tertutup rapat

Saat menoleh ke belakang, kudapati bayang seorang kakek
Dalam samar dan asap yang tiada menyentuh lantai
Ia seperti ingin menyapa dan memberi wejangan

"Demi Hujan Bulan Juni,
engkau yang setiap hari menulis puisi
Siapkah bila tiada apresiasi utama dari pemilik rumah ini?"

Suara itu berat kudengar
Namun, adalah fakta
Bahwa sampai detik ini memang tiada apresiasi utama yang kudapat

Malang, 15 Muharam 1433 H
Puisi Kemerdekaan Yoga Prasetya bagian 65

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun