Ketika Langit Pagi Berdusta
Langit pagi membawa dusta tentang kemerdekaan. Sungguh hanya Dia yang Kuasa. Langit memikul gelap dan kemudian menjadi tangis penyesalan.
Langit pagi yang menangis berkata pada tanah, "kehidupan di dunia ini hanya senda gurau saja, dan kita akan kembali ke kampung akhirat."
Langit pagi mencoba menghibur dirinya sendiri. "Jangan bersedih, jangan berduka, jangan berdusta lagi. Masih ada waktu berbenah sebelum ajal tiba."
Langit pagi tetap sabar. Meski dianiaya angin dan segerombolan jin yang tak kasatmata. Pertolongan pasti datang, tidak ada yang bisa mengubah kemerdekaan-Nya.
Langit pagi berpaling sambil bertasbih menatap bintang yang tertutup. "Jika Allah menghendaki, tentu semua makhluk akan mengikuti petunjuk kemerdekaan. Semoga kita dijauhkan dari sifat bodoh."
Galaksi Bima Sakti, 1 Muharam 1443 H
Puisi Kemerdekaan Yoga Prasetya bagian 28