Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Deskriptif: Kematian Pejuang Kemerdekaan

6 Agustus 2021   14:14 Diperbarui: 6 Agustus 2021   14:34 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Canva Yoga Prasetya

Puisi Deskriptif: Kematian Pejuang Kemerdekaan

Aku ingin mati pada hari Jumat dalam keadaan tersenyum, setelah melalui perjuangan panjang yang melelahkan. Seperti atlet yang menuai emas karena banting tulang memeras keringat.

Tidak perlu repot membuat obituarium. Apalagi menyediakan ruang topik pilihan untukku.

Tidak perlu mengirimkan karangan bunga yang berjejer-jejer di depan rumahku.

Biarkan aku mati dalam keadaan merdeka. Dan kalian yang membaca puisiku, cukup kirimkan alfatihah untukku.

Aku hanya ingin mati dalam keadaan husnulkhatimah. Tanpa membawa utang atau tanggungan yang belum terselesaikan.

Rumah Bersama, 27 Zulhijah 1442 H
Puisi Kemerdekaan Yoga Prasetya bagian 17

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun