Puisi Deskriptif: Kematian Pejuang Kemerdekaan
Aku ingin mati pada hari Jumat dalam keadaan tersenyum, setelah melalui perjuangan panjang yang melelahkan. Seperti atlet yang menuai emas karena banting tulang memeras keringat.
Tidak perlu repot membuat obituarium. Apalagi menyediakan ruang topik pilihan untukku.
Tidak perlu mengirimkan karangan bunga yang berjejer-jejer di depan rumahku.
Biarkan aku mati dalam keadaan merdeka. Dan kalian yang membaca puisiku, cukup kirimkan alfatihah untukku.
Aku hanya ingin mati dalam keadaan husnulkhatimah. Tanpa membawa utang atau tanggungan yang belum terselesaikan.
Rumah Bersama, 27 Zulhijah 1442 H
Puisi Kemerdekaan Yoga Prasetya bagian 17
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H