Semangkuk Tumis Daging dari Nenek
(ada semangkuk tumis daging di rumah, sebelum nenek pergi meninggalkanku)
Kenapa duka datang beruntun? Kemarin Pak Haji. Sekarang nenekku sendiri.
Malam temaram yang dingin, suara takbir idul adha tiada lagi dikumandangkan.
Kami bercakap-cakap:
"Tumis daging ini, habiskanlah sebelum hangat hilang dari tempatnya."
"Terima kasih Nek. Mungkin esok giliranku yang memasak untuk Nenek."
Jam berputar cepat. Jalanan depan rumah semakin sepi.
***
Azan subuh berkumandang. Pelantang masjid mengabarkan kepergian seseorang.
Sesungguhnya Nenek adalah milik Allah
Dan kepada-Nya pula Nenek kembali.
Malang, 26 Juli 2021/16 Dzulhijjah 1442 H
Puisi Yoga Prasetya untuk Nenek Suwarni.
(Nenek Suwarni adalah ibu dari ayah Yoga Prasetya. Semasa hidup, nenek menjadi petani yang  gigih dan ulet. Kebahagiaan beliau ialah melihat anak-anaknya bahagia. Semoga beliau Husnulkhatimah. Amin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H