Cerpen: Pertanyaan di Makam Keluarga
Hari ini, ayahku, Trovald Julian Balder mengajak ke makam keluarga. Sudah lama aku tak menginjakkan kaki di tempat sunyi ini. Mungkin, ketika masih di taman kanak-kanak.
"Kau masih ingat tempat ini?"
"Tidak Ayah."
"Di tempat ini kau akan mengetahui kebenaran kehidupan," ucap ayah tanpa memandangku.
Ada banyak batu nisan di makam ini. Tertulis nama, tahun kelahiran, dan tahun kematian. Namun, ada satu yang tiada tertulis. Ukurannya paling besar dan berada di bagian tengah kompeks makam ini.
Batu nisan lainnya seperti mengitari batu nisan tanpa nama ini. Aku enggan bertanya dan tidak mau jadi pangeran kepo. Biarlah ayah yang menjelaskan semua.
"Sejak dulu, kau tak berubah, Vlad."
"Begitulah ayah."
"Kau tidak mau bertanya tentang nisan ini?" kali ini ayah menatap wajahku.
"Aku memang penasaran, tetapi ayah pasti akan menjelaskan tentang nisan ini," jawabku.
"Hahaha," ayah tertawa. Aku tak tahu bagian mana yang lucu. "Ayah yakin, dalam hati kau ingin bertanya makam siapakah ini?" tambahnya.
"Betul. Ayah memang pandai membaca pikiranku."
"Ini adalah makam pendiri kerajaan ini. Dia yang membuat aturan dan hukum di dunia. Dia yang menjaga kerajaan ini tetap ada hingga sekarang."