Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ini 3 Perbuatan Baik yang Wajib Kita Kerjakan agar Bahagia Dunia Akhirat

4 Juni 2021   06:08 Diperbarui: 4 Juni 2021   13:00 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: muslimahnews.com

Ini 3 Perbuatan Baik yang Wajib Kita Kerjakan Agar Bahagia Dunia Akhirat

Tuhan memerintahkan manusia untuk senantiasa berbuat baik. Sungguh, berbuat baik itu sangat penting agar kita bisa merasakan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam QS. Ibrahim 14: Ayat 31, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Katakanlah (Muhammad) kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, "Hendaklah mereka melaksanakan salat, menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan secara sembunyi atau terang-terangan sebelum datang hari, ketika tidak ada lagi jual beli dan persahabatan."

Berdasarkan ayat tersebut, ada tiga  perbuatan baik yang wajib kita lakukan. Pertama, mendirikan salat. Kedua, menginfakkan sebagian rezeki. Ketiga, bersikap ikhlas. Berikut penjelasannya.

1. Mendirikan Salat
Orang Islam yang sudah mencapai usia balig wajib hukumnya untuk mendirikan salat. Dalam sehari, ada 5 salat yang wajib dikerjakan, yakni subuh, zuhur, asar, maghrib, dan isya'.

Salat itu adalah tiang agama. Barang siapa yang mendirikannya, maka sesungguhnya ia telah mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkannya, maka sesungguhnya ia telah meruntuhkan agama. (Riwayat al-Baihaqi dari Umar bin al-Khattab)

Jika kita mengerjakan salat dengan benar (sesuai syariat dan memahami hakikat salat), maka hidup kita akan selalu bahagia. Meski ada musibah atau ujian, hatinya tetap tenang. Orang seperti ini tidak pernah mengejar popularitas, kekayaan, jabatan, dan kesenangan seksual.

Makanya, jangan berharap orang yang mengerjakan salat dengan benar akan sering kita lihat di televisi atau aktif di media sosial. Tidak ada pencitraan bagi orang yang baik. Mereka hidup sederhana tanpa jabatan dan popularitas.

2. Menginfakkan Sebagian Rezeki
Perbuatan baik setelah salat ialah menginfakkan sebagian rezeki atau menyumbangkan harta untuk kepentingan umum. Hal ini sejalan dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial.

Orang yang suka berbagi rezeki pasti dekat dan disukai oleh orang lain. Mereka tidak takut jatuh miskin karena menginfakkan rezekinya. Pernahkah kita membaca berita ada orang kaya menjadi miskin karena menginfakkan hartanya?

Nah, dalam agama Islam, menginfakkan rezeki sudah diatur dalam 3 bentuk. Pertama, infak kepada keluarga. Kedua, infak wajib (zakat fitrah, zakat mal, zakat profesi). Ketiga, infak sunah (sedekah)

Dari tiga bentuk inilah kita diajarkan manajemen keuangan oleh Allah. Orang pertama yang wajib kita beri infak adalah keluarga kita. Mulai dari istri, anak, orang tua, saudara, hingga orang-orang terdekat kita.

Setelah memberikan infak bentuk pertama, kita lanjutkan ke infak bentuk kedua. Dalam fikih/hukum Islam, minimalnya zakat sudah ditentukan. Sila lakukan literasi mandiri tentang zakat fitrah, zakat mal, dan zakat profesi.

Barulah setelah itu kita infakkan rezeki kepada orang lain yang bukan termasuk keluarga.

3. Bersikap Ikhlas
Bersikap ikhlas diterangkan secara implisit dalam QS Ibrahim ayat 31. Setelah melakukan salat dan infak, perbuatan baik yang wajib kita kerjakan adalah ikhlas. Apa itu ikhlas?

Ikhlas adalah melakukan sesuatu tanpa mengharapkan apapun dari manusia. Bersikap Ikhlas itu sangat sulit, kecuali bagi orang yang memahami hakikat kehidupan.

Dalam QS Ibrahim ayat 31 sudah dijelaskan bahwa berbuat baik dapat dilakukan dengan sembunyi atau terang-terangan. Orang yang berbuat baik secara sembunyi lebih mudah untuk bersikap Ikhlas, sedangkan terang-terangan lebih banyak rintangannya.

Ini contoh pertanyaan refleksi sejauh mana kita ikhlas dalam beramal.
1. Jika kita melaksanakan salat, apakah kita ingin diakui sebagai orang soleh/baik?
2. Apakah kita mengharapkan sanjungan/apresiasi dari orang yang kita beri infak?
3. Siapkah kita tidak mendapatkan apa-apa dari perbuatan baik yang kita lakukan pada orang lain?

Bersikap ikhlas itu mengajarkan kepada kita untuk tidak mengakui, tetapi diakui. Selain itu, apresiasi terbaik datangnya dari Allah bukan manusia. Dengan sifat ikhlas inilah  kita bisa mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Semoga tulisan sederhana ini membawa berkah bagi kita. Apabila ada kesalahan, itu datangnya dari saya. Apabila ada kebenaran, itu semua karena Allah semata.

Salam hangat dan sehat selalu untuk kita.

Penulis:
Yoga Prasetya, S.Pd., M.Pd. (guru MTsN 1 Kota Malang alumnus Pesantren Nurul Jadid Probolinggo)

Referensi:
1. QS Ibrahim 14: Ayat 31
2. Hadis riwayat al-Baihaqi dari Umar bin al-Khattab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun