Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 16)
Pakaian yang dikenakan raga suatu ketika mengajak jiwa berbicara. "Lihatlah, betapa cantik dia dan betapa buruk dirimu."
Dia becermin, lalu melepas pakaian menuju laut tak bertepi. "Ini kesempatanmu mengambil pakaian itu. Mungkin saja nasibmu menjadi lebih baik."
Jiwa menolak. Dengan tetap berlaku tenang dan enggan menghakimi. "Cantik dan buruk tiada ditentukan oleh pakaian."
Pakaian tertawa, sedang jiwa memilih melangkah. "Kau akan tahu kebenaran sejati setelah ini."
Ketika jiwa melangkah, pakaian tiada lagi bisa bicara. Ia hanya mampu menangis dan menyesali perkataannya.
Gus Pras/Yoga Prasetya
Malang, 4 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H