Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 16)

4 Mei 2021   07:06 Diperbarui: 29 Oktober 2021   12:57 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Gus Pras (Canva)


Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 16)

Pakaian yang dikenakan raga suatu ketika mengajak jiwa berbicara. "Lihatlah, betapa cantik dia dan betapa buruk dirimu."

Dia becermin, lalu melepas pakaian menuju laut tak bertepi. "Ini kesempatanmu mengambil pakaian itu. Mungkin saja nasibmu menjadi lebih baik."

Jiwa menolak. Dengan tetap berlaku tenang dan enggan menghakimi. "Cantik dan buruk tiada ditentukan oleh pakaian."

Pakaian tertawa, sedang jiwa memilih melangkah. "Kau akan tahu kebenaran sejati setelah ini."

Ketika jiwa melangkah, pakaian tiada lagi bisa bicara. Ia hanya mampu menangis dan menyesali perkataannya.

Gus Pras/Yoga Prasetya
Malang, 4 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun