Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 2)

5 April 2021   12:10 Diperbarui: 29 Oktober 2021   12:21 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Jiwa Melangkah 2

Jalan hidup telah tercipta
Menuntun jiwa untuk berkelana
Berkali-kali rintangan menerpa
Membuat hidup semakin tersiksa

Jiwa harus selalu terjaga
Merawat dan pertahankan asa
Agar terhindar dari celaka
Meski manusia selalu lupa

Maka, Sang pemilik jiwa
Hanya menyuruh manusia berusaha
Tidak perlu memikirkan surga
Karena itu prerogatif Dia

Ketika jiwa melangkah
Maka terbentuklah noktah
Menimbulkan fitrah kasih
Yang tersampaikan sejarah

Ketika jiwa enggan melangkah
Maka lahirlah hedonisme falsafah
Penyimpangan terjadi membawa masalah
Ketidakseimbangan telah menjadi wabah

(Puisi Karya Gus Pras/Yoga Prasetya, pengasuh Organisasi Sastra Matsanewa Malang)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun