Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kejutan dari Murid untuk Gurunya

4 Februari 2021   06:17 Diperbarui: 4 Februari 2021   07:19 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengapa kamu tampak bahagia, Al?" tanya Kays.

"Hari ini, kita akan membuat rencana spesial untuk Pak Yogs, guru bahasa Indonesia paling ganteng se-antariksa. Hehehe," ucap Aliyah.

***
4 Februari 2021

Seorang guru muda terlihat melangkahkan kaki dengan terburu-buru. Dia telat masuk ke kelas 8E karena baru saja membina lomba baca puisi tingkat nasional di perpustakaan. Sampai di depan pintu kelas, dia melihat anak-anak perempuan berkelahi.

"Eh... Eh... Eh... Setop! Amanda! Verda! Apa yang sedang kalian lakukan!" kata guru itu sembari melerai mereka.

Mereka tidak menjawab. Malahan Amanda dan Verda kini menangis lalu diam membisu. Siswa lainnya di kelas 8E ikut diam dan menatap si guru.

Pak Yogs yang jadi salah tingkah hanya bisa garuk-garuk kepala. Ada apa dengan kelas ini? Padahal, kelas 8E dikenal sebagai kelas paling disiplin dan rajin. Ya, di sekolah ini, antara murid laki-laki dan perempuan, kelasnya dipisah. Kecuali kelas khusus, seperti tahfiz, bilingual, dan olimpiade.

Hari ini seharusnya si guru menyampaikan materi baru tentang teks persuasi. Dia sudah menyiapkan materi ajar, mulai dari identifikasi teks persuasi hingga menyimpulkan isi teks persuasi. Namun, sepertinya kelas ini belum siap untuk pembelajaran.

Di tengah kesenyapan kelas, Azka, salah satu siswi yang duduk di bangku kiri paling belakang mendadak berdiri. Dia tampak pucat dan tatapan matanya kosong berjalan menuju arah pintu.

"Nduk Azka, mau ke mana?" tanya si guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun