"Ini upah mengajar anak-anak ngaji bulan ini, Pak Irfan. Semoga berkah ya," ucap Pak Ketut selaku ketua yayasan
"Alhamdulillah, terima kasih Pak Ketut," balas Pak Irfan singkat.
***
Pak Irfan memang tidak terlalu peduli dengan upahnya sebagai guru ngaji. Ia juga tak pernah mengikuti berita tentang UMP 2021. Pekerjaan yang sudah dilakukannya selama empat tahun ini memang sering mendapatkan protes dari Bu Enita, istrinya. Bagaimana bisa upah 500.000 sebulan untuk hidup di zaman yang serba modern ini?
Beruntungnya, sejak tahun lalu Bu Enita sudah diterima jadi guru PNS. Sebelumnya, ia hanya menjadi honorer di sebuah sekolah madrasah. Meski suka protes, Bu Enita percaya bahwa ada saja rezeki dari Tuhan untuk keluarga kecil ini.
Kemarin Pak Meirri, seorang tetangga, memberi uang tiga ratus ribu lantaran Pak Irfan sudah menjaga rumahnya selama sebulan. Pernah juga, Pak Irfan mendapatkan kepercayaan mengurus sebuah usaha mebel yayasan Pak Ketut hingga meraih omzet satu juta. Disitulah letak berkah seorang guru ngaji.
Namun, ada yang aneh dari upah bulan ini. Amplopnya lebih tebal dari biasanya. Bu Enita mencoba menyampaikan pada suaminya tentang kejadian ini.
"Pah, ini beneran amplopnya milik Papah?" Â tanya Bu Enita
"Lho, ya benar to Mamah. Itu tertulis nama Irfan. I-R-F-A-N!" kata Pak Irfan dengan sedikit ngegas.
"Tapi, tapi, isinya kebanyakan Pah," Istrinya masih mencoba protes.
"Lho, ya selama sebulan ini kan banyak kegiatan pengajian. Mulai dari maulid nabi hingga khataman Al-Qur'an. Kemarin juga sempat mengajar ibu-ibu RT juga kan. Siapa tahu jadi satu di amplop," bantah Pak Irfan. "Oh, iya nanti malam ada arisan RT di rumah. Jadi, pakai saja semua sekalian kita syukuran enam bulan kehamilanmu ya," lanjutnya.
"Se... serius Pah?" Bu Enita tampak ragu.