Nov, kau berangkat ketika hujan mulai menampakkan wajahnya.Â
Tergesa-gesa tanpa sempat sarapan, karena bus tak mau kompromi.Â
Dengan jaket yang ternoda rintik air, beruntung kau masih bisa mengejar rodanya.Â
Napasmu berpacu bersama petikan gitar penyanyi terminal, sangat percaya diri.Â
Nov, Busnya telah berangkat bersama perutmu yang lapar dan bersuara.Â
Kau lihat ada anak kecil penjual nasi bungkus, segera kau ambil uang di saku celana.Â
Namun, tak kau dapati sepeserpun uang, dompetmu juga tak ada di dalam ransel.Â
Sepertinya tertinggal di rumah mantan, malang nian hari ini.Â
Nov, dalam bus kau lunglai seperti tak lagi punya tulang kerangka.Â
Beruntung kau masih ingat kepada Tuhan, yang Maha Kaya dan Pengasih.Â