Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengatasi Siswa yang Hobi Makan Saat Pembelajaran Zoom

17 Oktober 2020   07:42 Diperbarui: 17 Oktober 2020   21:46 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak sedang makan.| Sumber: CreativaImages via Kompas.com

Untuk para pendidik, pernahkah Ibu/Bapak bertemu siswa seperti Yoga ketika pembelajaran Zoom? Sikap apa yang akan diambil? Bagaimana cara mengatasi siswa seperti Yoga tersebut? 

Saya harus jelaskan dulu bahwa Yoga dalam gambar tersebut nama lengkapnya bukan Yoga Prasetya tetapi Yoga Taksetya. Hehehe. Sebagai guru, saya pernah menemukan siswa yang seperti itu. Tipe seperti Yoga ini biasanya rawan terjadi saat Zoom pukul 7 atau 11. Entah karena belum sarapan atau memang hobi makan. 

Screenshot IG leiandkeicomics 
Screenshot IG leiandkeicomics 

Siswa bernama Yoga dalam kartun tersebut, selalu hadir saat pembelajaran Zoom. Namun, motivasi terhadap pembelajaran sangat rendah. Lho? Apa dasarnya? 

Asumsi saya sederhana. Jika saat belajar ia "nyambi" kegiatan lain (makan), maka konsentrasi akan terpecah. Sehingga, pembelajaran hanya semata untuk menggugurkan kewajiban. 

Kejadian ini tidak hanya berlaku untuk siswa SD. Buktinya, anak didik saya yang SMP juga ada yang seperti itu. Kalau tidak dipanggil, si anak tidak akan muncul. Jika muncul, wajahnya belepotan makanan. Begitulah adanya.

Bagaimana sikap saya bila bertemu anak seperti Yoga Taksetya ini? Sejujurnya, saya tidak marah. Selama masa pandemi kita harus lebih fleksibel menghadapi berbagai permasalahan. Kita harus mengingatkan anak didik dengan lebih sabar. Kalau saya menyebutnya dengan cara elegan, yaitu menyikapi secara satire. 

Misalnya seperti ini, "Anak-anak, siapa yang belum sarapan? Silakan tunjukkan wajah kalian. Gakpapa nyantai aja. Saya akan beri waktu kalian untuk makan selama lima menit. Setelah itu kita semua fokus belajar ya." 

Nah, ini contoh sederhananya. Ilustrasi tersebut bisa kita lakukan apalagi anak-anak mulai bosan dengan pembelajaran.

Bagaimana jika guru mengambil sikap yang lebih tegas, apakah salah? Menurut saya sah-sah saja. Semua kembali kepada masing-masing karakter guru. Saya pun terkadang harus mengambil langkah tegas apabila anak didik mulai merasa "mengentengkan" pelajaran saya. 

Bagaimana cara mengatasi siswa seperti Yoga tersebut? Berikut akan saya bagikan tiga tip untuk mengatasi siswa yang hobi makan saat pembelajaran Zoom. 

1. Buat kesepakatan bersama 

Kesepakatan antara guru dan murid harusnya dilakukan di awal semester tetapi tidak salah jika kita membuat kesepakatan di tengah semester. Meski, saya yakin hasilnya lebih bagus saat kesepakatan awal. Namun, bagi saya pembelajaran itu bukan semata tentang hasil. 

Menurut saya proses itu lebih penting daripada hasil. Dalam proses, kita bisa menanamkan nilai karakter mulia kepada anak. Misalnya, disiplin, jujur, tanggung jawab, dan lain sebagainya. 

Kalau tujuannya hanya hasil, berarti anak bisa saja mengerjakan ulangannya dengan cara tidak jujur. Yang penting nilai ulangannya 100, beres katanya. 

2. Komitmen dengan kesepakatan 

Membuat kesepakatan itu mudah, yang sulit adalah menjaga dan terus berkomitmen terhadap kesepakatan tersebut. Hal ini bagi saya penting sekali untuk menciptakan pembelajaran tetap berjalan baik. 

Hasil dari sebuah komitmen bersama adalah kenyamanan dalam belajar. Berikut ini contoh siswa yang sudah komitmen dengan kesepakatan bersama. 

Screenshot IG leiandkeicomics 
Screenshot IG leiandkeicomics 
3. Beri apresiasi 

Anak didik seperti Vito perlu kita beri apresiasi. Apresiasi bukan hanya berupa materi atau nilai berupa angka saja tetapi juga bisa hal sederhana, yang sifatnya membangun sebuah karakter. Perhatikan percakapan berikut ini.

Pak Yogs: Assalamualaikum. Selamat pagi anak-anakku semua. Silakan videonya dibuka ya, supaya Pak Yogs bisa melihat wajah kalian. 

(Anak didik sedang membuka video masing-masing)

Pak Yogs: Halo Vito, silakan pimpin doa hari ini ya. 

Vito: Siap Pak Yogs. Di tempat duduk siap. Sebelum kita memulai pembelajaran bersama Pak Yogs, mari kita membaca doa bersama-sama. Alfatihah. 

(Semua anak berdoa dengan suara mikrofon terbuka) 

Vito: Berdoa selesai. 

Pak Yogs: Alhamdulillah, hari ini Pak Yogs senang dengan ekspresi Vito yang rapi dan bisa menyemangati teman-temannya. Anak-anakku mari kita contoh teman kita yang bernama Vito ini ya. Oke, Vito dan anak-anakku yang lain siap untuk pelajaran hari ini? 

Vito dan yang lain: Siaaaap Pak Yogs (nada semangat) 

Sungguh bahagia melihat percakapan tersebut. Saat ini, harusnya kita sudah bisa beradaptasi dengan model pembelajaran yang baru. Hal tersebut karena pembelajaran jarak jauh sudah kita laksanakan sejak bulan Maret. Tak terasa ya?

Tetap semangat belajar dan mengajar untuk para guru dan peserta didik di masa pandemi ya. Salam hangat dari saya Pak Yogs. Semoga kita selalu diberikan nikmat kesehatan dan dilindungi dari berbagai ujian hidup. 

Penulis: Yoga Prasetya, M.Pd, seorang guru dan pujangga yang menjadi Madridista dan Baladewa sedunia. 

Malang, 17 Oktober 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun