Real Madrid sudah melakoni tiga pertandingan di La Liga musim ini. Hasilnya, dua kemenangan dan satu imbang. Yang menarik adalah Karim Benzema selalu menjadi pilihan utama Zinedine Zidane di lini depan.
Keputusan ini memunculkan dua kubu. Ada yang memuji tetapi mayoritas menghina online atau daring Benzema karena golnya yang minim. Sebagai penggemar setia Los Blancos, saya ingin mengapresiasi kinerja "Wak Haji Lord" Benzema.Â
Agar berbeda dengan orang lain, saya memanfaatkan kalimat puitis sebagai bentuk apresiasi. Kalimat puitis adalah kalimat yang memiliki sifat dan gaya seperti puisi. Berikut empat kalimat puitis untuk Benzema.
1. Tak ada yang lebih baik dari Benzema; tak ada yang lebih hebat dari Benzema.
Kalimat tersebut menjadi alasan utama Om Zidane selalu memasang Benz9 sebagai starter. Saya sengaja menggunakan majas dan irama berulang untuk menggambarkan betapa hebatnya beliau. Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya.
2. Benzema adalah pohon yang tak pernah tumbang.
Selama karirnya di Madrid, Benzema sudah menumbangkan banyak bintang, mulai dari Higuain, Chicharito, Jese, Morata, Mayoral, Mariano, hingga Jovic. Kata "tumbang" tersebut termasuk kata konotasi yang bermakna tidak sebenarnya. Kata konotasi menjadi salah satu unsur penting sebuah puisi.
3. Indonesia punya Soeharto, Zidane punya Benzema.
Piye kabare? Enak zaman ku to? Begitulah kalimat yang saya baca di meme-meme. Soeharto adalah lambang dari presiden terlama di Indonesia sama seperti sosok Benzema di era Zidane. Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu.
4. Mataku bersinar melihat Benzema mencetak gol.