Sejak zaman dahulu manusia mulai terjebak pada banyak pertanyaan yang menghantui diri mereka pertanyaan itu meliputi; tentang alam, tujuan mereka hidup, birokrasi, kesehatan, eksistensi tuhan bahkan jalan menuju kebahagian dalam hidup.Â
Pada awalnya manusia menjawab segala tanya besar itu, dengan cerita-cerita, mitos, dan hikayat yang digunakan menjadi pembenaran atas segala gejala yang terjadi di dunia.Â
Kemudian karena dorongan kekaguman, keheranan, keraguan, kegengsian, dan kesadaran akan keterbatasan karena ketidaktahuan. Manusia mulai berfilsafat mencari jawaban-jawaban rasional akan gejala yang terjadi pada kehidupan.
Secara bahasa filsafat berasal dari kata Yunani Philosophia yang berarti cinta kebijaksanaan. Sedangkan menurut Bertrand Russel, filsafat merupakan suatu usaha seseorang untuk menjawab pertanyaan tidak secara dogmatis atau dangkal seperti ketika melakukan aktivitas sehari-hari, namun memberi jawaban secara kritis dengan menyelidiki suatu permasalahan dari pertanyaan yang muncul. Kemudian jawaban itu dapat menjadi dasar kehidupan.Â
Sedangkan Ibnu Rushd berpendapat filsafat merupakan hikmah dari pengetahuan yang perlu ditimba oleh manusia sebab ia, dikarunia Allah dengan akal, filsafat diwajibkan oleh Al-Quran agar mausia dapat menganggumi karya Tuhan dalam persada dunia.Â
Sedangkan Prof. Dr. Driyakara menyatakan bahwa filsafat adalah pikiran manusia yang "radikal" yang berarti pikiran yang mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat-pendapat yang diterima begitu saja. Mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar pandangan dan sikap praktis.
Dapat diartikan bahwa berfilsafat merupakan upaya atau kegiatan manusia untuk menjawab gejala yang terjadi pada kehidupan dengan mengunakan akal pikiran mereka dan mengesampingkan pemikiran irasional, untuk mendapatkan jawaban yang rasional atas segala gejala yang terjadi di dunia.
Sebelum lebih jauh lagi ada beberapa catatan yang mungkin harus kita tanamkan dalam diri ketika ingin memulai belajar filsafat. Yang pertama adalah tentukan terlebih dahulu apa tujuan kita mempelajari filsafat.Â
Apakah kita ingin menjadi seorang filsuf yang berfikir sendiri, menciptakan teori dan gagasannya sendiri atau menjadi seorang ahli filsafat, yang mempelajari segala aspek filsafat, mulai dari sejarahnya, pemikran tokoh-tokoh dan lain sebagainya. Jika bisa menggapai keduanya itu cukup luar biasa nilainya.Â
Jika tidak maka menggapai salah satunya sudah cukup. Kedua adalah bedakan filsafat sebagai ideologi berfikir dan filsafat sebagai produk pemikiran. Sebab seringkali banyak orang mengkafirkan filsafat karena melihatnya sebagai sebuah produk pemikiran, bukan alat berpikir
Filsafat identik dengan arti mencari kebenaran, kebijaksanaan dari segala fenomena yang menjadi perdebatan pada kehidupan. Filsafat bermula ketika orang-orang mulai tidak puas dengan jawaban-jawaban mistis akan segala hal.Â