Mohon tunggu...
Yoga Nop
Yoga Nop Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

Penulis yang berfokus pada kesehatan, teknologi, dan gaya hidup. Menghadirkan informasi yang bermanfaat dan menginspirasi di setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Ardian dan Ririn: Kisah Seorang yang Introvert yang Menemukan Cinta Sejati

14 Agustus 2024   17:21 Diperbarui: 14 Agustus 2024   17:26 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ardian, seorang pria yang hampir memasuki usia 40 tahun, adalah sosok introvert yang jarang keluar rumah. Sejak remaja, dia selalu merasa lebih nyaman berada di balik layar komputernya, menjelajahi dunia game yang menjadi passion-nya. Ardian bekerja sebagai gamer profesional, menghasilkan uang dari turnamen online dan streaming yang dia lakukan dari kamar kecilnya. Meski hidupnya terlihat stabil dari segi materi, ada kekosongan dalam hatinya yang sulit diisi.

Bertahun-tahun, Ardian menjalani hidup dengan rutinitas yang sama. Dia bangun, bermain game, bekerja, dan tidur. Jarang sekali dia keluar rumah, kecuali untuk kebutuhan mendesak. Teman-temannya pun hanya segelintir, kebanyakan teman online yang belum pernah dia temui secara langsung.

Di usia 40 tahun, Ardian mulai merasa ada yang hilang dalam hidupnya. Meski kesepian sering menghantuinya, dia merasa bahwa mencari pasangan bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan sifatnya yang pendiam dan jarang berinteraksi dengan orang di luar dunia virtual.

Suatu hari, sebuah kejadian tak terduga memaksa Ardian keluar dari zona nyamannya. Komputer kesayangannya mendadak rusak, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, Ardian harus keluar rumah untuk mencari toko servis komputer. Dengan berat hati, dia meninggalkan dunia virtualnya dan menuju ke sebuah toko kecil di pusat kota.

Di sanalah, di balik meja kasir toko komputer, Ardian bertemu dengan Ririn, seorang wanita berusia 25 tahun yang bekerja di sana. Ririn adalah sosok yang ceria dan penuh semangat, kontras dengan Ardian yang pendiam. Saat Ardian menceritakan masalah komputernya, Ririn dengan sabar mendengarkan dan memberikan solusi. Ririn tidak hanya ahli dalam komputer, tapi juga memiliki kepribadian yang hangat dan mudah bergaul.

Setelah pertemuan pertama itu, Ardian merasa ada sesuatu yang berbeda. Meski hanya pertemuan singkat, Ririn meninggalkan kesan yang mendalam. Ardian mulai sering memikirkan Ririn, namun dia merasa tak mungkin wanita semuda dan seceria Ririn akan tertarik padanya.

Namun, nasib berkata lain. Beberapa hari kemudian, Ririn menghubungi Ardian untuk memberitahukan bahwa komputernya sudah bisa diambil. Ardian, yang biasanya enggan keluar rumah, justru merasa antusias untuk bertemu lagi dengan Ririn.

Pertemuan kedua ini tidak hanya tentang komputer. Ririn, yang melihat Ardian sebagai sosok yang unik, mulai mengajaknya berbicara tentang hal-hal lain di luar pekerjaan. Mereka membahas hobi, kehidupan, dan pandangan masing-masing. Ririn terkejut mengetahui bahwa Ardian adalah seorang gamer profesional, dan Ardian merasa nyaman berbicara dengan Ririn, sesuatu yang jarang dia rasakan dengan orang lain.

Seiring berjalannya waktu, mereka semakin dekat. Ririn mulai sering mengunjungi Ardian di rumahnya, mereka bermain game bersama, dan Ardian menunjukkan sisi dirinya yang selama ini jarang dia tunjukkan pada orang lain. Ririn tidak hanya melihat Ardian sebagai seorang pria pendiam, tapi juga sebagai seseorang yang tulus, cerdas, dan memiliki banyak hal menarik di balik sikap introvertnya.

Ketika Ardian akhirnya mengungkapkan perasaannya, dia melakukannya dengan hati yang penuh keraguan. Namun, Ririn tersenyum dan berkata, "Aku juga suka sama kamu, Mas Ardian. Bagi aku, usia dan gaya hidup itu bukan masalah. Yang penting, aku bisa melihat siapa kamu sebenarnya."

Kata-kata Ririn membawa kebahagiaan yang tak terduga dalam hidup Ardian. Dia tak pernah menyangka bahwa cinta sejati bisa datang dalam bentuk yang tak dia bayangkan---dari seorang wanita yang jauh lebih muda, yang melihat dan menerima dirinya apa adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun