introvert yang jarang keluar rumah. Sejak remaja, dia selalu merasa lebih nyaman berada di balik layar komputernya, menjelajahi dunia game yang menjadi passion-nya. Ardian bekerja sebagai gamer profesional, menghasilkan uang dari turnamen online dan streaming yang dia lakukan dari kamar kecilnya. Meski hidupnya terlihat stabil dari segi materi, ada kekosongan dalam hatinya yang sulit diisi.
Ardian, seorang pria yang hampir memasuki usia 40 tahun, adalah sosokBertahun-tahun, Ardian menjalani hidup dengan rutinitas yang sama. Dia bangun, bermain game, bekerja, dan tidur. Jarang sekali dia keluar rumah, kecuali untuk kebutuhan mendesak. Teman-temannya pun hanya segelintir, kebanyakan teman online yang belum pernah dia temui secara langsung.
Di usia 40 tahun, Ardian mulai merasa ada yang hilang dalam hidupnya. Meski kesepian sering menghantuinya, dia merasa bahwa mencari pasangan bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan sifatnya yang pendiam dan jarang berinteraksi dengan orang di luar dunia virtual.
Suatu hari, sebuah kejadian tak terduga memaksa Ardian keluar dari zona nyamannya. Komputer kesayangannya mendadak rusak, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, Ardian harus keluar rumah untuk mencari toko servis komputer. Dengan berat hati, dia meninggalkan dunia virtualnya dan menuju ke sebuah toko kecil di pusat kota.
Di sanalah, di balik meja kasir toko komputer, Ardian bertemu dengan Ririn, seorang wanita berusia 25 tahun yang bekerja di sana. Ririn adalah sosok yang ceria dan penuh semangat, kontras dengan Ardian yang pendiam. Saat Ardian menceritakan masalah komputernya, Ririn dengan sabar mendengarkan dan memberikan solusi. Ririn tidak hanya ahli dalam komputer, tapi juga memiliki kepribadian yang hangat dan mudah bergaul.
Setelah pertemuan pertama itu, Ardian merasa ada sesuatu yang berbeda. Meski hanya pertemuan singkat, Ririn meninggalkan kesan yang mendalam. Ardian mulai sering memikirkan Ririn, namun dia merasa tak mungkin wanita semuda dan seceria Ririn akan tertarik padanya.
Namun, nasib berkata lain. Beberapa hari kemudian, Ririn menghubungi Ardian untuk memberitahukan bahwa komputernya sudah bisa diambil. Ardian, yang biasanya enggan keluar rumah, justru merasa antusias untuk bertemu lagi dengan Ririn.
Pertemuan kedua ini tidak hanya tentang komputer. Ririn, yang melihat Ardian sebagai sosok yang unik, mulai mengajaknya berbicara tentang hal-hal lain di luar pekerjaan. Mereka membahas hobi, kehidupan, dan pandangan masing-masing. Ririn terkejut mengetahui bahwa Ardian adalah seorang gamer profesional, dan Ardian merasa nyaman berbicara dengan Ririn, sesuatu yang jarang dia rasakan dengan orang lain.
Seiring berjalannya waktu, mereka semakin dekat. Ririn mulai sering mengunjungi Ardian di rumahnya, mereka bermain game bersama, dan Ardian menunjukkan sisi dirinya yang selama ini jarang dia tunjukkan pada orang lain. Ririn tidak hanya melihat Ardian sebagai seorang pria pendiam, tapi juga sebagai seseorang yang tulus, cerdas, dan memiliki banyak hal menarik di balik sikap introvertnya.
Ketika Ardian akhirnya mengungkapkan perasaannya, dia melakukannya dengan hati yang penuh keraguan. Namun, Ririn tersenyum dan berkata, "Aku juga suka sama kamu, Mas Ardian. Bagi aku, usia dan gaya hidup itu bukan masalah. Yang penting, aku bisa melihat siapa kamu sebenarnya."
Kata-kata Ririn membawa kebahagiaan yang tak terduga dalam hidup Ardian. Dia tak pernah menyangka bahwa cinta sejati bisa datang dalam bentuk yang tak dia bayangkan---dari seorang wanita yang jauh lebih muda, yang melihat dan menerima dirinya apa adanya.
Meski ada pandangan miring dari orang-orang di sekitar mereka tentang perbedaan usia yang cukup jauh, Ardian dan Ririn memilih untuk fokus pada kebahagiaan mereka. Mereka bersama-sama membangun hubungan yang kuat, saling mendukung dalam setiap langkah yang mereka ambil.
Pada akhirnya, Ardian menyadari bahwa cinta bisa datang kapan saja dan dalam bentuk yang tak terduga. Dengan Ririn di sisinya, hidup Ardian berubah menjadi lebih berwarna dan penuh makna, membuktikan bahwa cinta sejati memang tidak mengenal usia atau batasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H