Tengah malam di stadion kanjuruhan 01 Oktober 2022, lebih dari 100 Aremania meregang nyawa, gas air mata diduga menjadi penyebabnya, sesak nafas, terinjak saudara, terhimpit dalam riuhnya suasana membunuh mereka.Â
Kejadian yang tidak satupun dari Aremania menyangka dan menginginkannya, mereka hanya ingin mendukung Tim kebanggaannya, mereka hanya ingin merasakan atmosfer pertandingan yang tercipta, tetapi semuanya tidak seperti yang terkira, dan tidak ada yang menduga akan terjadi hal seperti sedemikian rupa.
Esoknya ucapan bela sungkawa tercurahkan dari seluruh elemen, mulai dari masyarakat, instansi pemerintah, tokoh tokoh publik dan tidak terkecuali supporter yang ada di seluruh indonesia, karangan bunga berdatangan di stadion kanjuruhan, duka bagi seluruh bangsa Indonesia, menyaksikan saudaranya mati hanya karena mendukung Tim kebanggaannya.Â
Solidaritas tercurah dari seluruh negeri, mereka mengesampingkan rivalitas sementara, mengesampingkan dendam lama, etika yang sungguh luar biasa mereka cipta.
Etika toleransi sangat tercermin dari jiwa para supporter di Indonesia, banyak yang karena kejadian ini mereka berbondong bondong untuk membuat gerakan persatuan, gerakan untuk kembali mewujudkan persatuan supporter di Indonesia, untuk dapat saling berdiri kembali, bersama bernyanyi, mendukung tim masing masing, dengan rasa persaudaraan, tanpa permusuhan.Â
04 Oktober 2022 di stadion Mandala Krida tiga suporter yang terkenal dengan rivalitasnya mendeklarasikan perdamaian, rivalitas lama yang berkarat akhirnya hancur dan menjadi persatuan suporter tiga daerah yang saling berdekatan tersebut, dan membangkitkan gairah persatuan untuk supporter lainnya.
Tidak hanya deklarasi perdamaian, doa doa juga tercurah dari seluruh negeri, rangkaian gerakan doa bersama tercipta, di Malang, Surabaya Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Makasar, dan daerah lainnya seperti yang dilakukan pada 06 Oktober 2022 di Kota Kediri, ratusan bahkan ribuan Persik Mania berkumpul di Stadion Brawijaya untuk mencurahkan empati dan simpati mereka pada Aremania.
Bersama Walikota Kediri Bpk. Abdullah Abu Bakar dan manajemen serta pemain Persik Kediri, seluruh Persik Mania memanjatkan doa untuk Aremania, tidak pedulia guyuran rintik hujan, mereka bersama menunjukkan empati mereka, melupakan dendam lama yang tercipta, dan membuka lebar semangat persatuan.
Seluruh ucapan doa yang terpanjat dari seluruh elemen masyarakat sangat menunjukkan arti solidaritas, arti persatuan yang sesungguhnya, dimana kita hidup berbangsa yang berbhineka tunggal ika, tetapi kita dapat bersatu ketika kita mengadhapi musibah, walaupun hanya dialami oleh Aremania, tetapi seluruh rakyat seluruh elemen masyarakat merasakan duka yang mendalam.Â
Melihat Ibu kehilangan anaknya, melihat anak kehilangan ayah ibunya, melihat suami yang kehilangan istrinya dan sebaliknya, duka yang mendalam bersama kita rasakan sebagai masyarakat sebangsa.
Selanjutnya disini saya ingin menunjukkan sisi lain dari kejadian ini, kematian Aremania pada malam berdarah di Stadion Kanjuruhan perlu kita resapi, tetapi dibalik kejadian itu, muncul gairah persatuan dan perdamaian yang muncul dalam diri supporter Indonesia, mereka sadar saudara mereka terluka, mereka tidak ingin kejadian serupa tercipta, rivalitas 90 menit tidak akan pernah sebanding dengan nyawa, maka persatuan seluruh supporter adalah jalannya.Â