Mohon tunggu...
Yoga Handita
Yoga Handita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Learning by doing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Pandemi, Mahasiswa UAD Melaksanakan Pembelajaran Inovatif di Bantul

21 Juli 2022   11:29 Diperbarui: 19 November 2022   10:53 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi pandemi saat ini masih berlangsung, hal ini mengakibatkan proses belajar mengajar di sekolah terbatas. Sistem pembelajaran saat pandemi bisa berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kondisi penyebaran virus. Terdapat dua sistem pembelajaran yang selama ini digunakan, pembelajaran tersebut yaitu pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). 

Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) merupakan sistem pembelajaran melalui daring, siswa dan guru berada di lokasi yang berbeda dan berkomunikasi melalui aplikasi atau platform tertentu yang dapat menunjang keberlangsungan pembelajaran Sistem pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan secara langsung di kelas tetapi kapasitasnya dibatasi 50%, jadi pembelajaran dalam satu kelas dibagi menjadi dua sesi, setiap sesi terdiri dari dua jam pelajaran dan setiap jam pelajaran memiliki waktu 25 menit sampai 35 menit. PTMT dapat dilakukan dengan kapasitas 100% disaat kondisi memungkinkan. Saat ini pembelajaran di SMAN 1 Bantul sudah melaksanakan PTMT dengan kapasitas 100%, hal tersebut selalui diikuti protokol kesehatan yang ketat.

"Dampak dari berubahnya sistem pembelajaran saat pandemi ini mengakibatkan turunnya tingkat keaktifan belajar siswa" kata Sugiyem S.Pd., M.Pd selaku guru matematika di SMAN 1 Bantul. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka Yoga Handita S.Pd selaku mahasiswa PPG Prajabatan UAD melaksanakan kegiatan pembelajaran inovatif discovery learning dengan pendekatan TPACK. Pembelajaran Inovatif dilakukan sejak tanggal 22 April 2022 sampai 10 Mei 2022 di kelas X MIPA 2 SMAN 1 Bantul. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada mata pelajaran matematika wajib dengan materi Aturan Sinus dan Aturan Cosinus.

Model discovery learning dipilih karena pada model pembelajaran ini materi tidak diberikan secara utuh tetapi siswa diarahkan untuk menemukan sendiri rumus/materi yang dipelajari. Model pembelajaran discovery learning bertujuan untuk membangun pemahaman konsep secara mandiri serta menumbuhkan sikap aktif dalam pembelajaran. 

Dengan menemukan konsep secara mandiri berarti siswa memiliki ketrampilan-ketrampilan dalam menganalisi dan menyelesaikan suatu masalah. Rasa senang juga dapat muncul karena dapat menyelesaikan masalah sehingga menemukan suatu konsep. Dari pembelajaran discovery learning akan menimbulkan suatu pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 

Langkah-langkah dalam pemebelajaran didscovery learning yaitu: (1) stimulation/pemberian rangsangan; (2) problem statement/identifikasi masalah; (3) data collection/pengumpulan data; (4) data processing/ pemrosesan data; (5) verivication/pembuktian; (6) Generalization/menarik kesimpulan.

Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran disini mahasiswa menggunakan pendekatan TPACK (technology pedagogical content knowledge). Tujuan TPACK adalah untuk mempermudah mahasiswa dalam menyampaikan bidang studi atau materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi digital dan proses serta strategi pembelajaran yang tepat. 

Generasi pada era ini lebih tertarik dengan konten-konten visual, maka dari itu dalam pembelajaran ini mahasiswa menggunakan media video dalam memberikan rangsangan dan motivasi dalam belajar. 

Soal-soal yang diberikan kepada siswa juga dibuat menarik dan kontekstual dalam kehidupan supaya siswa dalam memahami soal lebih mudah. Dalam pengerjaan dan pengumpulan tugas menggunakan google form supaya mempermudah siswa dalam mengerjakan.

Dari pembelajaran inovatif ini terbukti dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa saat pandemi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai persentase keaktifan belajar siswa yang awalnya 62,81% masuk dalam kriteria sedang, setelah menggunakan model pembelajaran inovatif ini meningkat menjadi 89,7% masuk dalam kriteria tinggi. Dari hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa merasa lebih tertarik dengan pembelajaran inovatif ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun