Mohon tunggu...
Yoga Fadhlih Sarwono
Yoga Fadhlih Sarwono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Jambi

Saya Merupakan mahasiswa S1 Universitas Jambi Program Studi Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Studi Independen IS-CORE PT. Amati Indonesia Sukses Menggelar Webinar Ikan Banggai Cardinal Fish

2 Desember 2024   12:49 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:56 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai bagian dari program Studi Independen Indonesia Sustainable Coral Reef Education Program (IS-CORE) oleh PT. Amati Indonesia, sebuah webinar bertajuk "Ikan Banggai Cardinal: Simbol Keindahan Laut yang Terancam Punah"  yang di inisiasi oleh Kelompok 12 Kelingking Beach, sukses diselenggarakan pada Minggu, 24 November 2024. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian biodiversitas laut Indonesia, khususnya spesies endemik Banggai Cardinal (Pterapogon kauderni).

Webinar ini menghadirkan dua narasumber ahli di bidangnya: Dr. Samliok Ndobe, M.Si, dosen Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako, dan Ryannyka, seorang peneliti pendidikan dari Yayasan LINI. Dengan pendekatan ilmiah dan praktis, keduanya membawa perspektif yang mendalam sekaligus membangun inspirasi untuk aksi nyata konservasi laut.

Pemaparan Materi
Pemaparan Materi

Mengawali sesi, Dr. Samliok mengulas keistimewaan ikan Banggai Cardinal, spesies kecil yang menjadi ikon keanekaragaman laut di Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah. "Ikan Banggai Cardinal adalah harta karun laut Indonesia. Namun, keindahan ini terancam oleh berbagai faktor, seperti perusakan habitat, eksploitasi berlebihan untuk pasar ikan hias, dan perubahan iklim," jelasnya.

Dr. Samliok juga memaparkan data terkini tentang populasi ikan ini yang terus menurun, mengingat habitatnya yang sangat terbatas di perairan dangkal Banggai. Menurutnya, pemanfaatan berbasis keberlanjutan dan penegakan aturan konservasi adalah langkah penting yang harus diperkuat.

Pemaparan Materi
Pemaparan Materi

Ryannyka dari Yayasan LINI melanjutkan diskusi dengan fokus pada pendekatan berbasis komunitas dalam melestarikan ikan Banggai Cardinal. Ia menceritakan pengalaman Yayasan LINI dalam memberdayakan nelayan lokal untuk menjaga habitat terumbu karang melalui program rehabilitasi ekosistem dan pelatihan konservasi.

"Keterlibatan masyarakat lokal adalah kunci utama. Dengan memberdayakan mereka sebagai penjaga laut, kita tidak hanya melestarikan ikan Banggai Cardinal tetapi juga memberikan manfaat langsung pada kehidupan mereka," ujar Ryannyka.

Selain itu, ia berbagi tentang program edukasi yang melibatkan generasi muda, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dengan tujuan membangun pemahaman dan rasa cinta terhadap keanekaragaman hayati laut. "Edukasi adalah benih untuk perubahan. Melalui IS-CORE, kami berharap dapat memperluas dampak positif ini," tambahnya.

Sesi Tanya Jawab
Sesi Tanya Jawab

Webinar yang dihadiri lebih dari 100 peserta dari seluruh Indonesia ini diwarnai sesi tanya jawab yang interaktif. Pertanyaan seputar cara mendukung konservasi, peran teknologi dalam pemantauan populasi, hingga potensi kolaborasi antara masyarakat lokal dan pemerintah menjadi sorotan.

Salah satu peserta, yaitu masyarakat dari Banggai Kepulauan, bertanya, "Bagaimana strategi efektif untuk mengurangi eksploitasi ikan Banggai Cardinal oleh industri ikan hias?" Menanggapi hal ini, Ryannyka menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran konsumen untuk memilih ikan dari hasil budidaya berkelanjutan.

tentang pentingnya kolaborasi dalam pelestarian ekosistem laut. "Ikan Banggai Cardinal adalah pengingat akan keindahan yang perlu kita jaga. Konservasi bukan hanya tanggung jawab ilmuwan atau pemerintah, tetapi tugas kita semua," tegas Dr. Samliok.

Webinar ini tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga membangun semangat kolektif untuk melestarikan keindahan laut Indonesia. Semoga ikan Banggai Cardinal terus berenang bebas di habitat aslinya sebagai simbol kebanggaan dan keanekaragaman laut Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun