Mohon tunggu...
Yoga DwiPrada
Yoga DwiPrada Mohon Tunggu... Administrasi - Media Edukasi dan Pengetahuan

Saya yoga penulis artike Media Edukasi dan Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Prinsip-prinsip Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Pendidikan Dasar

25 Juni 2024   07:30 Diperbarui: 25 Juni 2024   07:49 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.silabus.web.id/manajemen-berbasis-sekolah/

Pendidikan merupakan fondasi penting dalam pembangunan suatu bangsa. Peran sistem pendidikan dalam menyiapkan generasi masa depan yang kompeten dan berkualitas tidak dapat diragukan lagi. Di dalam konteks tersebut, manajemen berbasis sekolah (MBS) telah menjadi pendekatan yang signifikan dalam meningkatkan mutu dan efektivitas sistem pendidikan, khususnya pada tingkat pendidikan dasar.

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan sebagai suatu alternatif peningkatan pada mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari keberadaan dan peran pada seorang guru, siswa, serta fasilitas sarana prasarana yang berada di lingkungan sekolah tersebut. Pada peningkatan mutu pendidikan menjadi suatu keharusan untuk selalu mengikuti tuntunan serta perkembangan maupun perubahan yang terjadi dengan cepat dalam masyarakat.

Pengertian Prinsip MBS

Manajemen Berbasis Sekolah yaitu sebagai suatu faktor utama pada peningkatan serta tumpuan terhadap redistribusi kewenangan pembuatan keputusan. Selain itu MBS juga sebagai suatu sarana yang mendorong serta menopang untuk peningkatan mutu pendidikan. Pada unsur manajemen dalam pendidikan yaitu suatu penerapan prinsip- prinsip manajemen dalam bidang pendidikan.

Pedoman yang digunakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) buat mengelola sekolah didasarkan pada prinsip-prinsip yang bisa menunjang ketercapaian tujuan. Prinsip-prinsip yang dimaksud ialah apabila dapat dipenuhi, maka implementasim Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat meningkatkan pelayanan dan mutu pendidikan di sekolah dengan melibatkan sekolah dan masyarakat.

Implementasi program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Tujuh komponen atau pilar MBS, yaitu manajemen kurikulum, manajemen pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen peserta didik, manajemen sarana dan prasarana, manajemen pembiayaan, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat (humas), dan manajemen budaya dan lingkungan sekolah.


Hasil  evaluasi  pada  Tahun  2018 menunjukkan  bahwa  program  pembinaan  MBS memberikan dampak positif, antara lain: (1) peningkatan manajemen sekolah yang lebih transparan, partisipatif, demokratis dan akuntabel; (2) peningkatan mutu pendidikan; (3) menurunnya tingkat putus sekolah; (4) peningkatan implementasi pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan strategi Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM); dan (5) peningkatan peran serta mayarakat terhadap pendidikan di sekolah dasar.

Prinsip Implementasi MBS

Adapun macam-macam prinsip yang menurut Nurkolis.[2]

  • Partisipasi aktif

Prinsip ini menekankan pentingnya melibatkan semua stakeholder dalam pengambilan keputusan sekolah, termasuk guru, siswa, orang tua, dan staf sekolah lainnya. Partisipasi aktif memungkinkan berbagai perspektif dan kebutuhan untuk dipertimbangkan dalam pengelolaan sekolah.

  • Otonomi sekolah

Otonomi sekolah memberikan kebebasan kepada kepala sekolah dan tim manajemen sekolah dalam merancang dan melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan sekolah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal.

  • Akuntabilitas

Prinsip ini menekankan pentingnya pertanggungjawaban sekolah terhadap hasil pembelajaran siswa dan pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien. Sekolah yang menerapkan MBS harus dapat mempertanggungjawabkan kinerja mereka kepada berbagai pihak, termasuk pemerintah, orang tua, dan masyarakat.

  • Transparansi

Transparansi dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya sekolah merupakan aspek kunci dari MBS. Sekolah harus memberikan informasi yang jelas dan mudah diakses tentang kebijakan, anggaran, dan hasil pembelajaran kepada semua stakeholder.

  • Kolaborasi

Prinsip kolaborasi mendorong sekolah untuk bekerja sama dengan pihak lain, termasuk sekolah lain, lembaga pendidikan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat setempat, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan mencapai tujuan pendidikan.

  • Pemberdayaan guru dan staf

MBS memberikan kesempatan bagi guru dan staf sekolah untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan dan merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

  • Pembelajaran berkelanjutan

Prinsip ini menekankan pentingnya pembelajaran dan pengembangan terus-menerus bagi semua anggota sekolah, baik guru maupun staf lainnya, untuk meningkatkan kompetensi profesional mereka.

  • Pentingnya pemantauan dan evaluasi

Sekolah yang menerapkan MBS harus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap berbagai aspek kinerja mereka, termasuk hasil pembelajaran siswa, efektivitas program pembelajaran, dan pengelolaan sumber daya, guna memastikan pencapaian tujuan pendidikan.

  • Fleksibilitas dan responsivitas

MBS mengharuskan sekolah untuk menjadi responsif terhadap perubahan dan tantangan yang terjadi di lingkungan pendidikan. Fleksibilitas dalam merancang dan melaksanakan program pembelajaran memungkinkan sekolah untuk menyesuaikan pendekatan mereka sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa.

  • Pemberdayaan siswa

Prinsip ini menekankan pentingnya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan keterampilan, minat, dan potensi mereka secara maksimal.

Relasi Antar Prinsip MBS

Otonomi sekolah memungkinkan sekolah untuk mengambil keputusan secara mandiri. Namun, partisipasi dan kolaborasi memastikan bahwa keputusan tersebut dibuat secara inklusif dengan melibatkan semua pemangku kepentingan seperti staf, siswa, orang tua, dan masyarakat setempat. Hubungan ini memastikan bahwa otonomi sekolah tidak menjadi otonomi yang terisolasi, tetapi diarahkan oleh masukan dari berbagai pihak yang terlibat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun